04 March 2013

Tanda-tanda kedatangan Kristus
Matius 24:3-14
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Kita melanjutkan studi kita ke Matius pasal 24. Catatan di Matius lebih lengkap dan terperinci dibandingkan degan kedua Injil sinoptik lainnya, yakni Markus dan Lukas. Hari ini kita akan membaca bagian Matius 24:1-14.
Matius 24:1-14
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
Tuhan Yesus menubuatkan 3 hal akan terjadi sebelum datangnya peristiwa-peristiwa di pasal 24
Kali ini kita berhadapan dengan pokok yang penting dan menentukan. Sebagaimana halnya nubuat tentang kedatangan Tuhan yang pertama sudah tergenapi, demikian pula nubuat tentang kedatangannya kembali yang kedua kali pasti akan digenapi. Hari kedatangan itu sudah semakin dekat, dan sangatlah penting bagi kita agar tidak disesatkan dan agar bisa memahami dengan jelas apa tanda-tanda kedatangannya yang kedua.
Di Matius 23:39 dikatakan, "Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" Ayat ini memberikan kerangka umum tentang eskatologi - yaitu pengajaran tentang akhir zaman. Dalam bahasa Yunani, 'eskatos' berarti terakhir, dan 'ology' berarti pengetahuan atau doktrin atau ilmu pengetahuan mengenai sesuatu hal. Jadi, eskatologi adalah doktrin tentang peristiwa-peristiwa hari akhir.
1. Tuhan akan datang kembali
Hal pertama yang bisa kita lihat di sini adalah bahwa mereka akan melihatnya lagi.
2. Orang-orang Yahudi akan berubah dan tidak lagi menolak Yesus
Hal kedua yang ditunjukkan oleh ayat ini adalah pada suatu titik tertentu sebelum kedatangannya kembali, orang-orang Yahudi akan mengalami perubahan di dalam hati mereka yang membuat mereka menerima dia. Kedua pokok ini bisa langsung disimpulkan dari ayat tersebut. Ayat ini berkata bahwa mereka akan melihat Yesus lagi pada saat hati mereka yang selalu menolak keras itu mengalami perubahan. Selanjutnya mereka akan mengatakan, "Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan." Kalimat itu bermakna, "Aku menyambut Engkau di dalam nama Tuhan."
3. Perubahan dramatis akan terjadi di dalam hati orang Yahudi karena:
Pokok yang ketiga yang akan membawa kita masuk ke dalam Matius 24, adalah hal yang menjadi penyebab berubahnya hati orang Yahudi. Tentunya ada sesuatu hal yang menyebabkan perubahan secara dramatis di dalam hati mereka pada hari-hari menjelang kedatangan Tuhan. Dan jawabannya terdapat di Matius pasal 24, yang akan saya uraikan nanti dan untuk sekarang cukup saya rangkum sebagai berikut:
(a) "Pembinasa keji (the abomination of desolation)' akan berdiri atau ditegakkan di Yerusalem
Alasan pertama yang menyebabkan terjadinya perubahan hati yang dramatis di kalangan umat Yahudi pada akhir zaman disebutkan dalam ayat 15, yakni tentang pembinasa keji. Makna dari pembinasa keji akan saya bahas nanti. Tapi justru karena pembinasa keji ini ditegakkan atau berdiri di Yerusalem maka terjadilah krisis di Israel. Hal ini memang pernah terjadi, yaitu ketika Antiochus Epiphanes melakukannya di tahun 187 SM. Saat dia menegakkan pembinasa keji, terjadilah krisis di Israel yang memicu pada perubahan di Israel. Sejak saat itu, Israel berubah total. Sebagaimana yang anda ketahui, peristiwa ini juga memicu pemberontakan Makabe, atau revolusi Makabe.
(b) Tanda-tanda tentang Anak Manusia muncul di langit
Alasan kedua kita temukan di ayat 30. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap. Tanda Anak manusia akan menimbulkan rasa kesedihan yang sangat mendalam di dalam hati manusia. Apa yang disebut sebagai tanda Anak Manusia itu akan kita bahas nanti.
Untuk sekarang ini, sudah cukup memadai kalau kita buat 3 kesimpulan dari ayat ini. Pertama, mereka akan melihat Tuhan lagi. Kedua, akan terjadi perubahan di dalam hati umat Yahudi yang telah menolak Tuhan sampai dengan sekarang ini, dan sebagai suatu bangsa mereka memang masih menolak sampai sekarang. Memang ada umat Kristen Yahudi, namun sebagai suatu bangsa, mereka tetap menolak Tuhan. Nanti akan terjadi perubahan hati di satu titik menjelang kedatangannya, atau tidak lama sebelum kedatangannya. Dan ketiga, alasan dari perubahan hati adalah karena terjadinya dua hal yang luar biasa: pertama, berdirinya atau ditegakkannya pembinasa keji di Yerusalem, dan yang kedua, adanya tanda Anak Manusia di langit.
Apakah tanda-tanda menjelang kehancuran Bait Allah dan berakhirnya zaman ini?
Setelah memahami kerangka umum ini, mari kita masuk ke dalam Matius 24. Di sini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus sedang meninggalkan bangunan Bait Allah, dan para murid mengagumi kemegahan bangunan tersebut. Sekarang ini, seringkali, anda juga mungkin akan terpesona jika masuk ke dalam katedral-katedral besar. Atap yang menjulang tinggi, jendela kaca berhias, dan pilar-pilar marmer membuat anda kagum dan terpukau, bangunan yang sangat megah. Tentu saja, pada saat itu anda lebih terpukau pada hasil buatan manusia ketimbang hadirat Allah, akan tetapi, kadang-kadang sebagian orang tidak bisa membedakan keduanya. Demikianlah, Bait Allah saat itu memang menimbulkan kekaguman. Hiasan emas, marmer dan batu-batu besar. Semua itu membangkitkan kekaguman yang sangat besar. Tapi kemudian, Tuhan mengejutkan mereka saat dia berkata, "Kamu lihat semua batu-batu itu? Kamu lihat keindahan bangunan yang membutuhkan waktu setengah abad untuk membangunnya? Aku beritahukan kepada kalian. Tak ada satu batu pun dari bangunan itu yang akan dibiarkan bertumpuk. Sedemikian kerasnya penghakiman Allah terhadap Yerusalem nanti."
Kita sudah tahu apa penyebab turunnya penghakiman ini, yakni adanya suatu takaran kejahatan di mana Allah tidak bisa lagi menolerirnya. Entah terhadap dosa individu, bangsa atau pun segenap umat manusia, jika anda mencoba melangkah melewati batas kejahatan yang telah Allah patok, maka anda akan masuk ke dalam penghakiman yang keras dari Allah. Yerusalem dihancurkan, dan peristiwa itu terjadi hanya dalam 40 tahun setelah Tuhan Yesus menyampaikan hal tersebut, dan hasilnya persis sebagaimana yang telah diucapkan. Hal itu memang benar-benar terjadi. Bait Allah benar-benar diratakan dengan tanah, dan jika anda berada di sana pada saat itu dan mendengarkan nubuatan tersebut, tampaknya sangat sulit untuk digenapi. Burung-burung bernyanyi, matahari bersinar cerah. Bait Allah berdiri dengan segala kemegahannya. Ada perdamaian yang berhasil ditegakkan oleh Roma, 'Pax Romana', perdamaian Roma - yang ditopang oleh angkatan perangnya yang sangat perkasa - yang sedang memerintah dunia pada saat itu. Bagaimana mungkin akan ada perang? Siapa yang akan melakukan hal itu? Empat puluh tahun kemudian, firman Tuhan Yesus digenapi, dan oleh karenanya kita harus sungguh-sungguh menyimak firman dari Tuhan. Di dalam Matius 23:35, Tuhan Yesus berkata, "Langit dan bumi akan berlalu namun firmanKu kekal." Bodoh sekali jika ada orang yang meremehkan firman dari Tuhan.
Selanjutnya, di Matius 24:3, para murid bertanya kepadanya. Setelah mengetahui bahwa nanti akan ada suatu akhir - penghancuran Bait Allah dan datangnya akhir bagi zaman ini, lalu apakah tanda-tanda yang mendahuluinya? Apakah tanda-tanda yang terjadi menjelang hari akhir ini?
Mari kita baca lagi pertanyaan para murid itu di dalam ayat 3: Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
Ada tiga hal penting yang bisa kita simpulkan dari pertanyaan ini:
1. Peristiwa-peristiwa penting akan terjadi di Yerusalem pada hari-hari akhir
Pokok yang pertama adalah bahwa peristiwa-peristiwa penting akan terjadi di Yerusalem pada akhir zaman. Saya pernah menyebutkan bahwa Yerusalem itu ibarat semacam termometer rohani. Sebuah rumah bisa saja berukuran besar namun termometer kecil itu memperlihatkan seberapa temperatur di rumah tersebut. Israel memang sangat kecil akan tetapi ia berfungsi sebagai termometer bagi peristiwa-peristiwa yang merupakan rencana Allah bagi dunia ini. Dengan mengamati hal-hal yang terjadi di Israel, mengamati barometer atau termometer itu naik dan turun, maka kita bisa mendapatkan gambaran tentang apa yang sedang terjadi menurut rencana Allah bagi dunia ini. Ini bukan karena Israel atau Yerusalem lebih penting daripada tempat lainnya di dunia ini, melainkan karena ia memiliki peran khusus untuk dijalankan. Sama seperti termometer yang mungkin sangat murah harganya di toko-toko, namun menjadi sangat penting jika anda ingin mengetahui suhu di dalam rumah. Dan sebagian termometer memiliki peran yang sangat penting karena ia mengatur dan terkait dengan peralatan lainnya di dalam rumah.
Jadi, pokok pertama yang bisa disimpulkan dari pertanyaan mengenai hal-hal yang akan terjadi dengan Bait Allah adalah bahwa masalah stabilitas akan ditentukan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di Yerusalem pada hari-hari akhir. Dengan mengamati termometer tersebut, kita mendapatkan gambaran yang bagus tentang seberapa dekat kita dengan hari akhir itu.
2. Kedatangan kembali Tuhan Yesus akan menutup zaman ini
Hal kedua yang bisa kita simpulkan dari pertanyaan ini adalah bahwa kedatangan kembali Kristus akan menutup zaman ini. Perhatikan dua hal yang terkait di sini, "Apakah tanda kedatanganmu dan akhir dari zaman itu?" Kedua hal itu membentuk suatu gabungan peristiwa - kedatangan Tuhan dan berakhirnya suatu zaman, kedatangan Tuhan akan menutup zaman ini.
Saya ulangi lagi bahwa kita tidak sedang membahas tentang akhir dunia. Dunia masih akan terus berlangsung, yang akan diakhiri hanyalah periode zaman ini. Ada sebagian orang yang tidak paham akan hal ini yang berkeliling membawa spanduk bertuliskan, "Bertobatlah, karena dunia ini akan berakhir!" Berakhirnya dunia ini masih lama sekali. Saat kedatangan kembali Tuhan masih belum merupakan akhir dari dunia ini. Dunia masih akan berlanjut, langit dan bumi ini masih akan tetap ada, yang akan berakhir adalah suatu zaman. Zaman adalah periode waktu dalam sejarah umat manusia yang suatu saat bisa berakhir. Sebagai contoh, zaman Perjanjian Lama berakhir dengan kedatangan Kristus yang pertama. Dia mengakhiri zaman tersebut. Air bah juga menutup zaman kehidupan manusia sebelumnya, jadi masa sejarah sekitar 2000 tahun pertama diakhiri dengan datangnya air bah, dan setelah itu lahirlah zaman yang baru. Zaman yang sesudah itu juga berlangsung sekitar 2000 tahun dan berakhir dengan kedatangan Kristus yang pertama kali, zaman Perjanjian Lama sudah berakhir. Sesudah kedatangan Kristus yang pertama kali, lahirlah zaman Perjanjian Baru, zaman di mana kita hidup sekarang ini, dan zaman ini akan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Selanjutnya, kita nanti akan masuk ke dalam masa kerajaan seribu tahun, dan baru pada akhir dari seribu tahun itulah langit dan bumi akan berakhir. Demikianlah, ada hal-hal mendasar yang disalah-pahami oleh banyak orang.
Kedatangan kembali Kristus akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru] ini. Dan selanjutnya akan lahir zaman baru, zaman baru di mana Kristus akan memerintah atas bumi ini, bukannya pemerintahan PBB, melainkan pemerintahan Kristus dan orang-orang kudusnya. Jadi inilah pokok yang kedua, bahwa kedatangannya akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru] ini.
3. Akan ada tanda-tanda yang mengacu pada kedatangannya nanti
Hal ketiga yang terlihat adalah bahwa akan ada tanda-tanda yang mengacu pada kedatangannya nanti. Akan ada tanda-tanda. Pertanyaannya adalah, "Apakah tanda-tanda bagi kedatanganmu?" Para murid Kristus tahu bahwa kedatangannya bukan tanpa peringatan. Tanda-tanda itu akan memberi kita peringatan. Tanda-tanda itu akan memberi kita peringatan bahwa kedatangannya sudah dekat, dan semakin dekat saja. Oleh karena itu mereka segera membicarakan dan menanyakan tentang tanda-tanda kedatangannya.
Pokok tentang tanda-tanda ini sangatlah penting karena ketidak-tahuan akan perkara-perkara akhir zaman membuat gereja benar-benar tidak siap untuk kedatangannya. Gereja-gereja tidak paham akan hal yang seringkali diajarkan oleh Tuhan akan hal ini. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa semua orang tidak tahu, melainkan bahwa rata-rata orang Kristen tidak tahu akan hal ini.
"Kristus bisa datang kapan saja?"
Sebagai contoh, ada satu pandangan di dalam gereja-gereja yang tidak jarang bahkan dikhotbahkan dari atas mimbar, bahwa Kristus bisa datang kapan saja. Kedengarannya Alkitabiah, namun sesungguhnya tidak, maafkan saya jika saya menyatakannya seperti ini. Jika Yesus bisa datang setiap saat, tentunya tidak akan ada tanda-tanda yang perlu diamati. Tidak ada gunanya bertanya, "Apakah tanda bagi kedatanganmu?" Jika Yesus bisa datang setiap saat maka tidak ada tanda yang perlu diamati. Pertanyaan tentang tanda akan menjadi tidak bermakna. Tuhan bisa saja berkata, "Jangan ajukan pertanyaan bodoh semacam itu. Tidak tahukah kamu bahwa aku bisa datang setiap saat? Oleh karenanya kamu tidak perlu mencari tahu tanda-tandanya. Urusan tanda tidak relevan. Kamu tidak perlu tahu tanda apapun."
Tidak ada bagian Kitab suci yang menyebutkan bahwa Kristus bisa saja datang setiap saat. Akan tetapi, jika anda amati buku lagu pujian, anda akan heran melihat pengaruh dari pandangan ini, pandangan bahwa kedatangan Tuhan bisa terjadi setiap saat. Saya sendiri dibesarkan dalam tradisi seperti ini, bahwa Kristus bisa saja datang setiap saat, sampai saya mulai meneliti isi Kitab Suci dan mendapati fakta bahwa kesalahan yang sama telah dilakukan oleh jemaat di Tesalonika.
Mari sejenak kita beralih ke 2 Tesalonika 2. Jemaat di Tesalonika memiliki pandangan seperti ini juga, yakni bahwa Kristus bisa datang setiap saat, oleh karenanya tidak perlu menjalankan apa-apa pekerjaan. Mungkin lebih baik kita jual saja semua harta kita, meninggalkan pekerjaan kita dan duduk menunggu kedatangan Tuhan karena dia bisa saja datang esok hari. Itulah hal yang dilakukan oleh jemaat di Tesalonika. Inilah sebabnya mengapa Paulus menulis surat kepada jemaat di Tesalonika, untuk menyuruh mereka kembali bekerja dan berhenti bermalas-malasan. "Jangan jadikan kedatangan Tuhan sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Kembali bekerja!" Itulah hal yang dia sampaikan di dalam 2 Tesalonika 3:10, Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dari ayat inilah peribahasa yang terkenal itu berasal. Memang enak mendapatkan liburan yang diperpanjang dengan alasan bahwa Tuhan bisa saja datang besok! Sejujurnya, saya sendiri tertarik dengan ide tersebut, sayangnya ide ini tidak alkitabiah!
Apa yang dikatakan oleh Paulus di dalam 2 Tesalonika 2:1-3? Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga (perhatikan kalimat tersebut)! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad (kata ini di dalam bahasa Yunaninya adalah 'apostasia') dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.
Hari itu tidak akan tiba sebelum semua yang disebutkan itu terjadi. Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika, "Kembali bekerja! Apakah kamu sudah melihat Anti Kristus datang? Apakah kamu sudah melihat kedurhakaan yang meluas? Belum, jadi kembalilah bekerja!" Jadi anda bisa lihat bahwa di sana ada tanda-tandanya dan hal yang disebutkan oleh Paulus ini sama persis dengan apa yang dinubuatkan di dalam Matius 24 ini.
Hari itu belum akan tiba sebelum semuanya terjadi. Tuhan Yesus memakai ungkapan yang hampir sama di dalam Matius 24:6 - "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya," kesudahannya masih belum tiba karena masih ada hal-hal lain yang harus berlangsung.
Itulah ketiga pokok yang terdapat di dalam pertanyaan para murid ini. Pertama, hal-hal penting akan berlangsung di Yerusalem menjelang akhir zaman. Kedua, kedatangan Tuhan akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru] ini. Dan ketiga, akan ada tanda-tanda yang menunjuk pada saat kedatangan Tuhan. Ketiga pokok itu sangatlah penting.
Apakah tanda-tanda yang menunjuk kepada kedatangan Tuhan?
Apakah tanda-tandanya? Tanda-tanda yang diberikan di dalam Matius 24 terdiri dari dua jenis. Bagian yang pertama menguraikan tentang tanda-tanda umum, terdapat di dalam ayat 6-14. Tanda umum berarti tanda-tanda yang sifatnya umum, yang menunjukkan kecenderungan umum hal-hal yang ada. Selanjutnya, mulai ayat 15 dan seterusnya, kita menemukan tanda-tanda khusus. Tanda khusus berarti peristiwa-peristiwa khusus yang akan terjadi.
Tanda-tanda ini diberikan agar kit bisa bertahan dan tidak tertipu
Mari kita masuk ke ayat 4, disana tertulis: Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!" Apakah tujuan dari mempelajari ajaran Tuhan mengenai perkara akhir zaman? Apakah supaya kita bisa mengisi benak kita dengan pengetahuan tentang teologi dan eskatologi? Agar kita bisa merasa superior dibandingkan orang lain karena kita mengetahui tanda-tandanya sedangkan orang-orang yang bebal itu tidak tahu apa-apa mengenai tanda-tandanya? Bukan sama sekali. Tanda-tanda tersebut diberikan agar kita bisa bertahan. Inilah tujuannya. Keselamatan rohani kita itulah yang sedang dipikirkan oleh Tuhan. Karena jika kita tidak tahu tanda-tanda tersebut, maka kita akan ditipu.
Itulah sebabnya mengapa Yesus segera menjawab pertanyaan para murid itu dengan ucapan, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!" Firman tersebut secara harfiah berarti, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang membawa kamu pada kesesatan, supaya  jangan ada orang yang menipumu."
Menjelang akhir zaman, kekacauan dan ketidak-pastian akan semakin menjadi-jadi di dunia ini
Tuhan sangat peduli agar kita tidak disesatkan. Mengapa? Karena jika anda telusuri terus pasal ini, maka kita akan melihat bahwa para penyesat akan berdatangan silih berganti di akhir zaman ini. Mengapa para penyesat itu muncul? Para penyesat itu ibarat ikan hiu. Mereka memangsa umat. Mereka menipu dengan memanfaatkan kelemahan, kebutuhan dan kebingungan umat. Karena dengan semakin dekatnya akhir zaman ini, akan terjadi peningkatan tekanan emosi, peningkatan kerusuhan dan kekacauan di dunia ini yang menimbulkan kebingungan dan ketidak-pastian.
Anda bisa melihat betapa ketidak-pastian itu bisa membuat bursa saham bergejolak. Apapun yang terjadi di Timur Tengah membuat harga saham bergerak liar, nilai dolar menjadi tidak pasti, dan segala sesuatu bisa terjadi secara mendadak. Saat pihak Arab berkata, "Kami akan menaikkan harga minyak," segera saja inflasi meroket dan tak seorangpun yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dengan uang tabungan mereka. Pihak bank tidak sanggup mengimbangi gejolak inflasi, dan anda mulai kuatir, "Bagaimana dengan nasib tabunganku? Kalau aku pensiun nanti, aku tidak punya apa-apa." Mungkin anda berpikir, "Aku akan menaruh uangku di bursa saham," dan kemudian bursa saham mengalami krisis dan akhirnya anda tidak punya apa-apa juga. Ini semua menciptakan kebingungan dan ketidak-pastian. Orang bertanya-tanya, "Ada apa dengan dunia ini?" Dan jika ketidak-pastian merajalela, maka tampillah para penyesat.
Ada yang berkata, "Nah, aku tahu jawabannya. Ikut aku saja." Lalu anda mengamati orang itu, tampaknya dia orang baik-baik, terlihat cukup berpendidikan, memakai sepasang kaca mata yang bagus, dan dia berkata, "Mari, akan kutunjukkan kepadamu. Aku tahu jawabannya."
Di bidang rohani, muncul juga ketidak-pastian, kebingungan dan nabi-nabi palsu
Banyak hal yang akan terjadi juga di bidang rohani. Di bidang kerohanian juga ada ketidak-pastian, kebingungan, dan bersamaan dengan itu muncul pula para nabi palsu yang berkata, "Dengarkan aku. Aku telah menghabiskan banyak waktu di dalam hadirat Allah. Aku tahu isi pikiranNya, hal yang tidak diketahui oleh orang lain. Ikut aku saja. Aku tahu jalannya." Lalu dia pergi ke padang gurun, dan anda mengikuti dia ke padang gurun, dan semua binasa di sana. Seperti itulah kejadiannya karena para penyesat meraih keuntungan dari keadaan yang tidak stabil. Mereka meraih keuntungan dari orang-orang yang goyah, yang lemah, kalut, dan mudah ditipu. Orang-orang semacam itulah yang diincar oleh para penyesat seperti ikan hiu yang sedang mencari mangsa.
Itulah hal yang menjadi keprihatinan, yakni, seiring dengan semakin dekatnya akhir zaman, situasi akan menimbulkan tekanan berat para orang banyak, dan kebanyakan umat manusia menjadi seperti domba tanpa gembala, hal yang juga diucapkan sendiri oleh Tuhan. Dan ketika ada gembala yang tampil, orang lalu berpikir, "orang ini cukup berkarisma. Kurasa, aku akan mengikuti orang ini saja."
Tuhan telah memperingatkan kita untuk berjaga-jaga terhadap para nabi dan guru-guru palsu yang ingin menyesatkan kita. Tuhan telah menyampaikan hal itu.
Bertahan sampai pada kesudahannya untuk bisa selamat
Ketika penganiayaan datang, anda bertanya-tanya, "Hei, ada apa ini?" Padahal Tuhan sudah memperingatkan bahwa hal ini akan terjadi. Jadi itulah dua alasan penting mengapa Tuhan memberitahu kita tentang tanda-tanda ini, pertama agar kita tidak disesatkan, kedua agar kita bisa bertahan.
Hal ini ditunjukkan di dalam Matius 24:13, "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." Bukan mereka yang pada awalnya diselamatkan yang akan selamat, melainkan mereka yang bertahan sampai pada kesudahannyalah yang akan selamat. Itulah pengajaran Tuhan. Jadi perhatikan, waspadai para penyesat yang berkata bahwa sekali selamat tetap selamat, tidak peduli apakah anda akan bertahan atau tidak. Ini bukanlah ajaran dari Tuhan. Akan tetapi banyak orang yang terbuai oleh para nabi palsu ini dan ajaran sesat ini. Hanya mereka yang bertahan sampai pada akhirnya, dan itu juga alasan mengapa kita sekarang ini membahas tentang hari akhir. Anda harus bertahan sampai pada kesudahannya, setelah itu barulah anda diselamatkan. Dikatakan di Matius 10:22: "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."
Tanda-tanda umum
Mari kita mulai mengamati tanda-tandanya. Pada pesan ini kita akan mendalami tentang tanda-tanda umumnya, dan pada kesempatan berikutnya nanti, jika Tuhan berkenan, kita akan meneliti tanda-tanda khususnya. Apakah tanda-tanda umumnya?
1. Akan ada banyak penyesat yang mengaku sebagai 'Kristus'
Tanda umum yang pertama ada di ayat 5, yakni tentang akan munculnya banyak orang yang mengaku sebagai Juruselamat di zaman yang menyesakkan ini.
Bar Kochba, orang yang mengaku sebagai Mesias di tahun 125
Saat saya membaca ayat tersebut, saya teringat akan hal yang pernah terjadi 1900 tahun yang lalu, tidak berapa lama setelah Tuhan Yesus menyampaikan peringatan tersebut. Pada masa itu, ada seseorang yang bernama Bar Kochba yang mengaku sebagai Kristus. Dia berkata, "Akulah Kristus," dan tahukah anda apa yang terjadi selanjutnya? Orang-orang Yahudi melakukan hal yang persis seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Di Yohanes 8:42, 49, dia berkata, "Kalau ada orang yang datang dalam namanya sendiri, janganlah mempercayai dia, karena Aku datang tidak di dalam namaKu sendiri, melainkan di dalam nama BapaKu, tetapi kamu tidak percaya kepadaKu. Namun terhadap orang yang datang di dalam namanya sendiri, kamu malah menyambutnya."
Memang hal itu yang mereka perbuat. Bar Kochba tampil dan berkata, "Akulah Mesias. Akulah Juruselamatmu. Ikutlah aku." Lalu bangsa Yahudi mengikuti dia, bahkan salah seorang rabi besar pada zaman itu - yang seharusnya lebih memahami persoalan - memberikan dukungannya kepada Bar Kochba, dan mengakibatkan bangsa ini mengalami kehancuran. Hal ini terjadi di tahun 135, tahun ketika Bar Kochba - orang yang mengaku sebagai mesias itu - mengibarkan bendera pemberontakan terhadap Roma.
Anda mungkin pernah dengar tentang sebuah tempat yang bernama Masada. Peristiwa di Masada adalah bagian dari pemberontakan yang dipimpin oleh Bar Kochba. Benteng Masada adalah kubu pertahanan terakhir para pembontak di bawah pimpinan Bar Kochba. Setelah dikepung, akhirnya ratusan pemberontak melakukan bunuh diri massal. Bar Kochba mengaku sebagai mesias. Akibatnya, bala tentara Roma datang menyerbu ke Israel dan ke Yerusalem, dan akhirnya bangsa Israel dihancurkan. Israel tidak lagi menjadi suatu bangsa. Jauh sebelum pemberontakan itu terjadi, mereka sendiri sebenarnya sudah tidak memiliki kerajaan, akan tetapi mereka masih bertahan sebagai suatu bangsa [jajahan]. Mereka masih berdiam di sana. Namun setelah tahun 135, keberadaan mereka sebagai suatu bangsa dihapuskan sampai tahun-tahun belakangan ini.
Selepas masa itu, dari waktu ke waktu, muncul berbagai orang yang mengaku sebagai mesias. Malahan, dalam 40 tahun belakangan ini, anda mungkin akan terkejut jika menghitung ada berapa jumlah orang di Amerika saja yang mengaku sebagai mesias, beberapa dari mereka bahkan mengaku sebagai inkarnasi Allah. Anda akan menjumpai hal ini semakin sering terjadi. Sebagian dari mereka tampil tidak meyakinkan. Penampilan mereka sangat meragukan. Namun saat kita semakin dekat dengan hari akhir, penampilan para penyesat ini akan menjadi semakin meyakinkan. Dan ketika Anti Kristus yang terakhir tampil, maka dia akan menjadi pribadi yang sangat sangat meyakinkan dan mengesankan. Dia bahkan akan menyesatkan mereka yang terpilih, jika mungkin.
2. Meningkatnya intensitas peperangan
Tanda umum yang kedua dapat dibaca di ayat 6-7a. Mari kita baca dari ayat 6 sampai dengan bagian pertama dari ayat 7. "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan." Tanda umum yang kedua adalah meningkatnya peperangan. Perang sendiri sudah ada sejak awal sejarah umat manusia. Jika anda tempatkan dua orang di satu tempat, maka anda akan melihat mereka berkelahi. Jika anda tempatkan dua bangsa berdampingan, maka anda akan melihat peperangan. Manusia memang seperti itu. Akan tetapi bukan makna tersebut yang sedang dibahas oleh ayat ini. Yang sedang dimaksudkan adalah bahwa situasinya akan terus semakin memanas, menjadi semakin parah saja. Perang dan kabar tentang perang akan semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya hari akhir itu.
Pada perang dunia kedua, diperkirakan sekitar 55 juta orang mati sebagai akibat langsung dari peperangan ini. Berapa banyak yang mati sebagai akibat tidak langsung dari peperangan ini? Tak ada yang tahu, namun dari dampak langsungnya saja, diperkirakan sekitar 55 juta orang yang mati di Perang Dunia II. Di dalam sejarah masa lalu, jumlah orang yang mati akibat perang tidak pernah sebanyak dari Perang Dunia II. Di dalam Perang Dunia I, ketika jumlah orang yang mati hanya beberapa juta orang saja, hal tersebut sudah dipandang sangat mengerikan. Akan tetapi Perang Dunia II membuat jumlah korban dari perang sebelumnya terlihat sangat kecil.
Dan semua orang tahu bahwa jika terjadi Perang Dunia III, maka jumlah 55 juta orang itu tidak akan dipandang besar. Satu bom atom saja sudah mampu menyapu sebuah kota besar seperti New York yang berpenduduk puluhan juta orang dalam sekejap. Peperangan yang akan terjadi nanti akan menjadi semakin besar, semakin berbahaya; intensitas perang akan terus meningkat.
Tuhan Yesus berkata, "Kamu akan mendengar kabar tentang perang dan perang itu sendiri akan menjadi semakin besar dan parah serta lebih mengerikan seiring dengan berjalannya waktu." Inilah hal yang dimaksudkan oleh tanda yang kedua itu.
Pada awal abad ini, saat ilmu pengetahuan masih dalam tahap awal perkembangannya, orang-orang pada masa itu berpikiran bahwa segala sesuatunya akan menjadi semakin membaik karena keajaiban yang kita sebut sebagai 'ilmu pengetahuan' ini; ilmu pengetahuan akan menciptakan surga di bumi. Pandangan tersebut jelas tertuang dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis yang juga seorang filsuf pada zaman itu - sebuah pandangan yang sangat optimistik. Nanti akan terbentuk suatu Brave New World, sebuah judul yang sangat terkenal, bukankah demikian? Akan tercipta surga yang baru di bumi yang diciptakan oleh ilmu pengetahuan, suatu keajaiban yang baru. Jadi, pandangan yang berkembang pada saat itu adalah bahwa Tuhan Yesus keliru. Segala sesuatunya tidak akan menjadi semakin buruk, melainkan menjadi semakin baik karena kita punya 'ilmu pengetahuan'!
Tinggal sedikit sekali orang yang masih berpandangan seperti itu sekarang ini. Orang-orang optimis semacam itu sekarang ini sudah tidak ada. Anda sudah melihat bahwa segala sesuatunya memang berkembang menjadi semakin buruk. Setelah Perang Dunia I, orang-orang yang berbicara tentang hal menciptakan surga di bumi dengan ilmu pengetahuan sudah mulai lenyap. Pandangan umum mulai berubah.
Salah satu dari keajaiban ilmu pengetahuan dari Perang Dunia I adalah pesawat terbang, yang tadinya diharapkan menjadi pembuka cakrawala baru dalam komunikasi dan perjalanan, berubah menjadi monster yang mematikan. Untuk pertama kalinya, pesawat terbang digunakan dalam perang. Untuk pertama kalinya, bom dijatuhkan dari langit. Ini merupakan pengalaman baru bagi semua orang.
Di Perang Dunia II, monster tersebut menjadi semakin besar dan kuat, menjatuhkan berton-ton bom ke atas kota, membunuh perempuan dan rakyat sipil yang tidak bersenjata. Pada akhir Perang Dunia II, daya ledak bom yang dijatuhkan tidak sekadar berukuran ribuan ton, melainkan jutaan ton, mereka memakai bom atom. Di mana keajaiban pesawat terbang itu? Lihat apa yang terjadi! Mereka mulai menyadari bahwa manusia bisa mengubah apa yang baik menjadi sangat jahat. Segala sesuatunya menjadi jahat. Inilah bencana buatan umat manusia.
Manusia cerdas, tapi tanpa hikmat
Saya akan bacakan bagi anda sebuah uraian dari jendral Omar Bradley, seorang jendral dari Amerika yang sangat memahami situasi yang ada dan merangkum semua itu dengan sangat baik. Dia berkata, "Kita meraih misteri atom dan menolak Khotbah di Bukit. Dunia telah mencapai kecerdasan tanpa hikmat, kekuatan tanpa hati nurani. Dunia kita dipenuhi oleh para raksasa nuklir dan bayi moral. Kita lebih paham tentang perang daripada perdamaian. Lebih paham tentang hal membunuh daripada menjalani kehidupan."
Uraian ini benar-benar merangkum apa yang telah disampaikan oleh Tuhan. Kita lebih paham tentang cara membunuh, tentang cara menempuh jalan lebar menuju kebinasaan daripada cara menjalani kehidupan. Kita tidak tahu jalan sempit menuju hidup kekal.
Kita adalah raksasa-raksasa nuklir, kita bisa membuat bom berkekuatan megaton, akan tetapi secara moral kita adalah bayi-bayi yang tidak punya hati nurani untuk mengetahui bagaimana cara menangani bom tersebut. Inilah persoalannya. Seperti yang disampaikan tadi, "Kita memiliki ilmu pengetahuan tanpa hikmat, tanpa pemahaman yang utuh; memiliki kekuatan tanpa hati nurani." Manusia secara rohani terlalu kerdil untuk bisa menangani kecerdasannya. Manusia secara rohani terlalu kerdil sehingga dia tidak akan bisa tetap berada dalam keseimbangan. Oleh karenanya, kekacauan akan terus terjadi dan menjadi semakin buruk saat kita mendekati hari akhir.
Manusia juga memahami hal itu akan tetapi dia tidak tahu bagaimana mengatasinya. Manusia tahu bagaimana cara membuat pesawat ruang angkasa. Dia akan berperang di luar angkasa juga. Karena itulah muncul film 'Star Wars', sebuah film yang kita semua menyukainya. Manusia tidak hanya ingin berperang di bumi, mereka juga mau berperang di luar angkasa, berperang di antara bintang-bintang, mereka ingin berperang di mana pun mereka berada. Seperti yang disampaikan oleh sang jendral, kita memiliki kekuatan tanpa hati nurani. Kita lebih paham tentang hal membunuh daripada menjalani hidup. Kita tidak tahu bagaimana cara menjalani hidup, tapi kita tahu cara membunuh. Hal inilah persisnya yang sedang disampaikan oleh Tuhan.
Itulah sebabnya mengapa kita akan tiba pada hari akhir. Manusia tidak bisa tetap berada dalam keseimbangan. Dia bisa saja memiliki akal yang cemerlang, namun rohaninya sangat tumpul. Dia bisa saja menciptakan kewajiban dengan elektronika, namun rohaninya tetap saja bayi, dia hanya bayi rohani, bayi yang tidak pernah menjadi dewasa. Dan saya menyaksikan hal ini setiap saat. Saya yakin bahwa anda bisa melihat hal ini di tengah masyarakat. Kita tinggal di tengah masyarakat yang sangat makmur, sangat kaya, masyarakat yang disebut 'maju', namun sebagai manusia, kita ternyata hanya bayi-bayi rohani.
Anda bisa menyaksikan hal ini di dalam kejadian sehari-hari. Lihat saja di dalam perkara-perkara yang sepele. Beberapa hari yang lalu saya sedang menyetir mobil di tempat parkir di sebuah bank, tempat parkir itu sangat sempit dan berbentuk melingkar. Di sisi setiap barisan parkir terdapat sebuah jalur untuk melintas, dan anda perlu melewati jalur itu untuk mencari tempat parkir yang kosong. Saya sedang menelusuri jalur tersebut ketika sebuah mobil mendadak muncul dari arah lain dengan kecepatan yang cukup tinggi, pengemudinya menginjak rem dan berhenti tepat di depan mobil saya, membuat jalan saya terhalang sehingga saya tidak bisa maju melanjutkan pencarian tempat parkir. Lalu pengemudi mobil itu tidak mengalihkan mobilnya. Sebenarnya, dia tidak sedang mencari parkir. Dia hanya ingin melewati tempat itu. Masih ada dua jalur, dia bisa memakai jalur yang manapun untuk melintas. Tetapi namun dia tidak mau beralih dan berkeras memakai jalur tengah sehingga saya tidak bisa menuju ke tempat parkir. Orang bisa saja memilih untuk keluar dari mobil dan bertengkar dengan orang semacam ini, dan kadang kala, tindakan ini bisa berujung pada perkelahian karena tidak ada yang mau mengalah. Saya tidak mau terganggu oleh urusan semacam ini. Saya mundurkan saja mobil saya dan membiarkan dia lewat. Dia justru terkejut melihat saya memundurkan mobil, dan dia merasa agak malu akan hal ini. Orang-orang tentunya tidak mengharapkan hal demikian terjadi. Mereka berpikir bahwa mereka  harus menjadi yang lebih kuat.
Orang-orang bisa saja memiliki mobil besar dan rumah mewah, akan tetapi secara rohani mereka adalah bayi, berperilaku seperti bayi, sangat kekanak-kanakan. Tidak ada gunanya bertengkar dengan orang yang bermentalitas semacam itu. Biarkan saja mereka berbuat sesukanya. Anda tentunya tidak mau direpotkan oleh urusan semacam ini. Sangat tidak membuahkan apa-apa. Kalau anda layani, berarti anda juga bayi rohani yang sama dengan dia. Manusia berwatak pemberontak, dan oleh karenanya hidupnya hanya akan menjadi lebih buruk. Di sini anda menghadapi situasi perang - ada dua bumper mobil yang sedang berhadapan - suatu keadaan yang berimbang, siapa yang akan menyingkir? Jika tidak ada yang bersedia mundur, akan terjadi perkelahian, terjadi perang. Inilah tanda kedua yang ditunjukkan oleh ayat 6-7: perang akan menjadi semakin buruk.
3. Kelaparan dan gempa bumi akan semakin parah
Tanda yang ketiga terdapat di dalam bagian kedua dari ayat 7: "Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan (ini semua bukanlah akhirnya, baru merupakan suatu awal) penderitaan menjelang zaman baru." Kelaparan dan gempa bumi bukanlah hal yang baru bagi umat manusia. Dunia sudah sering mengalami kelaparan dan gempa bumi. Namun sekali lagi, ide yang disampaikan di sini adalah bahwa intensitas terjadinya kedua hal itu akan semakin meningkat. Gempa bumi akan menjadi semakin sering terjadi, semakin dahsyat dan kuat. Kelaparan akan menjadi semakin luas dan semakin parah. Ekonomi akan ambruk jika panen rusak akibat polusi, hama, perang ataupun penyebab lainnya. Semua hal itu akan menunjukkan gejala peningkatan.
Agak aneh, kemarin saat kami sedang duduk di dalam rumah, tiba-tiba saja rumah kami bergoyang, tampaknya telah terjadi suatu gempa kecil di kota kami. Saya sekarang ini menunggu apakah berita tentang gempa itu akan muncul nanti. Seluruh rumah bergoyang, dan istri saya sempat menjerit kecil akibat kejadian ini. Bahkan anjing milik tetangga sempat menyalak ribut akibat kejutan ini. Namun semua itu baru merupakan permulaannya, baru awalnya saja. Hal-hal yang lebih besar masih akan terjadi nanti.
4. Akan terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di seluruh dunia
Mari kita masuk ke dalam tanda keempat di dalam ayat 9, "Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku." Akan terjadi penganiayaan yang mendunia terhadap orang Kristen, orang Kristen akan "dibenci semua bangsa". Sekarang ini kita masih belum sampai di sana. Memang benar bahwa di sebagian belahan bumi, orang-orang Kristen telah dianiaya namun masih belum di seluruh bagian bumi ini. Dengan demikian, tanda yang satu ini masih belum terjadi sepenuhnya. Kita sedang bergerak ke arah sana, namun masih belum sampai. Akan tiba masanya, dan inilah sebabnya mengapa anda harus ingat bahwa "orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat". 
Akan tiba masanya ketika keberadaan sebagai seorang Kristen tidak memberikan kenyamanan seperti sekarang ini. Anda nantinya tidak akan menikmati kemerdekaan sebagaimana yang ada sekarang ini. Jangan berpikir bahwa kenyamanan sekarang ini akan berlangsung selamanya. Inilah hal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para muridnya. Dan hal ini pasti akan terjadi.
Akan tiba masanya ketika urusan menjadi seorang Kristen ini, bagi anda dan saya, bukan sekadar menimbulkan masalah penolakan dari keluarga, melainkan dari seluruh dunia. "Kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku." Sebagian dari kita yang menjadi Kristen di negara Komunis sudah mencicipi bagaimana rasa dari penolakan tersebut, akan tetapi hal yang lebih dari itu masih akan datang. Saya pernah mengalami masa tiga tahun seperti itu dan saya tahu seperti apa rasanya mengalami penganiayaan. Akan tetapi yang lebih buruk masih akan datang. Akan tiba masanya ketika kita semua harus menghadapi penganiayaan; penganiayaan yang sangat berat. Dan akan banyak yang tidak teguh bertahan. Banyak yang akan jatuh.
5. Kasih akan menjadi dingin, banyak yang akan murtad dan saling mengkhianati
Hal ini membawa kita pada tanda yang kelima di ayat 10-12. "Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Ini adalah pokok penting yang harus dipahami. Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin dan banyak yang akan murtad. Ini adalah pokok yang harus kita camkan.
Mari kita lihat ayat 10: "Dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci." Tidak cukupkah dengan sekadar murtad? Tidak cukup. Akan ada sebagian orang yang, demi menyelamatkan nyawanya sendiri, tega mengorbankan nyawa orang lain. Mereka akan saling mengkhianati demi keselamatan pribadi. Mereka akan saling mengkhianati dan saling membenci.
"Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang." Kembali lagi, di tengah kebingungan ini, para nabi palsu akan menangguk untung lagi. Bahkan di tengah-tengah penganiayaan itu, para nabi palsu justru menjadi semakin giat. "Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Perhatikan kata "kebanyakan". Kebanyakan orang akan beranggapan bahwa tekanan yang dihadapi sudah berlebihan. Saya harap agar anda dan saya, dengan kasih karunia Allah, mampu bertahan.
Saya sudah menyaksikan hal yang semacam ini. Ketika kaum komunis berkuasa dan mulai menekan, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Mereka tidak sanggup menanggung tekanan tersebut. Ada yang malah mulai saling mengkhianati demi keselamatan pribadi. Ada lagi yang akhirnya saling membalas. Jika mereka tidak suka dengan seseorang di dalam gereja, karena mereka sudah saling membenci, maka inilah saat yang baik untuk menuntaskan persoalan - dengan cara melaporkan orang tersebut kepada penguasa. Anda bisa melakukan hal ini baik secara langsung ataupun secara tersembunyi, keduanya sama-sama efektif.
Saya tidak tahu apakah anda dan saya siap untuk menghadapi hal ini jika saatnya tiba nanti. Jangan terlalu cepat berkata, "Hal itu tidak akan terjadi padaku." Justru orang-orang yang berkata, "Hal itu tidak akan pernah terjadi padaku," adalah orang-orang yang tidak akan mampu bertahan. Mereka tidak siap ketika saatnya tiba. Sama halnya dengan orang yang berkata, "Rumah orang lain boleh saja terbakar akan tetapi rumahku tidak akan terbakar." Dan ketika kebakaran itu terjadi, mereka tidak siap. Persiapkanlah diri anda. Persiapan adalah hal yang sangat penting. Ketahuilah cara untuk menghadapi suatu keadaan. Tanyakanlah diri anda, "Bagaimana caraku untuk menghadapinya jika hal itu terjadi?"
6. Injil Kerajaan akan diberitakan kepada semua bangsa di dunia
Lalu tanda yang keenam, dan tanda ini sangat membangkitkan semangat. Di dalam ayat 14, kita diberitahu, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Ini adalah hal yang luar biasa! Jika kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin, lalu siapa yang akan memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh dunia? Sudah tentu, mereka adalah minoritas yang sanggup bertahan. Minoritas yang telah dimurnikan dan bertahan menghadapi penganiayaan. Merekalah yang akan memastikan bahwa Injil Kerajaan ini diberitakan.
Saya sampaikan sekali lagi tentang hal yang telah seringkali saya ucapkan sebelumnya: kemenangan di dalam kehidupan rohani tidak dicapai melalui kemenangan jumlah. Bukan dengan berapa banyak orang yang anda punya melainkan seperti apa jenis orang yang anda miliki, itulah hal yang akan menentukan. Bukan pada berapa banyak orang ataupun misionaris yang anda utus, melainkan seperti apa jenis misionaris yang anda utus itu. Anda bisa saja mengutus ribuan orang misionaris tanpa memberikan hasil apa-apa. Atau anda hanya mengutus sepuluh orang manusia Allah, dan mereka akan menjungkir-balikkan dunia. Itulah prinsip di dalam Kitab Suci. Oleh karena itu, menetapkan kesuksesan misi-misi penginjilan di dunia dengan memakai ukuran jumlah, sebagaimana yang sering saya dengar dari kalangan gereja-gereja, adalah omong kosong belaka. Di dalam tanda keenam ini, Tuhan Yesus memberitahu kita satu pokok penting, bahwa kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin, akan tetapi tugas memberitakan Injil ke seluruh bangsa akan diberikan kepada minoritas yang masih setia. Mereka itulah yang akan menyelesaikan tugas ini.
Persoalannya adalah, apakah anda termasuk di dalam yang minoritas itu? Apakah saya termasuk di dalamnya? Apakah kita ini termasuk jenis orang yang bisa dipakai oleh Allah? Jangan pernah lupa, Tuhan Yesus mengutus dua belas orang, dan dengan jumlah 12 orang itu, dunia ini dijungkir-balikkan. Sekarang ini, kita punya ribuan penginjil; ribuan, bukan hanya dua belas melainkan ribuan, akan tetapi kita tidak mencapai hasil apa-apa. Tidak menjangkau apapun. Malahan, jika anda baca catatan statistik di mana-mana, misi penginjilan tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Bahkan tingkat angka kelahiran masih mengalahkan tingkat pertobatan. Kualitas dari orang yang diutus itulah yang menentukan. Saya harap anda bisa mencamkan hal ini. Bukan kuantitas. Kuantitas tidak pernah mencapai suatu prestasi apapun di dalam kehidupan rohani. Pokok yang sama juga sedang disampaikan di sini lewat uraian bahwa kaum minoritaslah yang akan memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Jangkaulah segenap bangsa dengan Injil untuk mempercepat kedatangannya kembali
Perhatikan juga pokok lain yang disampaikan oleh ayat ini. "Sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Kesudahannya baru akan tiba setelah Injil menjangkau segenap bangsa. Dengan begitu, ada satu cara bagi anda untuk mempercepat kedatangan kembali Tuhan, sebagaimana yang disampaikan oleh Petrus di dalam 2 Petrus 3:12, "Kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah." Bagaimana cara kita untuk mempercepatnya? Selama Injil ini masih belum menjangkau semua bangsa, maka kesudahan itu belum akan tiba, seperti itulah hal yang disampaikan oleh Tuhan di sini. Oleh karenanya, cara untuk mempercepat kedatangannya adalah dengan menjangkau semua bangsa. Inilah hal yang ingin kami kerjakan. Inilah hal yang saya niatkan, dan saya percaya bahwa anda sebagai jemaat, juga berniat serupa.
Namun sebelum itu, kita harus menjadi orang-orang yang setia untuk bisa menjalankan tugas ini. Inilah sebabnya mengapa kami menyelenggarakan latihan pemuridan; latihan pemuridan bagi jemaat awam, agar setiap orang tidak sekadar memiliki pengetahuan saja, melainkan juga memiliki kualitas, menjadi seseorang yang bisa dipakai oleh Allah. Kemanapun anda pergi, anda bisa membangun kelompok murid yang nantinya, pada gilirannya, mereka juga akan membangun kelompok murid lagi. Anda yang memahami hitungan penggandaan secara geometri tentunya tahu bahwa ini adalah jalan penyebaran Injil yang jauh lebih cepat daripada segala macam kampanye penginjilan bentuk lainnya.
Pola pemuridan, pada titik awalnya akan terlihat sangat lambat, namun ia akan bergerak sangat cepat begitu pergerakan itu terjadi. Memang dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun dasar yang teguh dan kuat.
7. Saat Israel dipulihkan sebagai suatu bangsa dan negara
Mari kita masuk pada pokok yang terakhir. Saya harus melompat ke Matius 24:32 untuk pokok yang terakhir ini, dan saya tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk pokok ini sekarang. Anda boleh sebut tanda ini sebagai suatu tanda yang bersifat umum dan juga sekaligus bersifat khusus. Ayat 32 berbunyi: "Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat."
Apa artinya? Jika pohon ara mulai bertunas, berarti musim panas sudah dekat. Jika bunganya, atau bakal buahnya, mulai muncul, anda tahu bahwa musim semi sudah dekat. Hal ini mudah untuk dipahami. Lalu apa makna rohani dari pohon ara yang menunjukkan bahwa musim panas, atau musim panen, itu sudah dekat?
Pohon ara itu tentu saja adalah negara Israel. Seperti yang anda ketahui, dari Lukas 13:6-9, dan di dalam banyak bagian di dalam Perjanjian Lama, pohon ara itu melambangkan Israel. Di sini Tuhan berkata, "kalau kamu melihat bahwa pohon ara itu mulai menunjukkan kehidupan lagi setelah melewati musim dingin, maka kamu tahu bahwa musim panas rohani sudah dekat.
Kalau kamu melihat bahwa Israel, yang telah mati selama 1900 tahun, dalam musim dingin yang sangat lama, mulai menunjukkan tanda kehidupan lagi, maka kamu tahu bahwa apa yang aku sampaikan ini memang benar."
Anda dan saya hidup di tengah generasi yang menyaksikan bukti ini. Sebenarnya, kita hidup di akhir zaman. Inilah mukjizat yang dinubuatkan oleh Tuhan Yesus. Ingatlah, Israel, pohon ara yang tidak berbuah ini, telah ditebang. Namun dari pokok yang tertinggal itu, tumbuh tunas yang baru. Israel, berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, telah musnah selama sekitar 1900 tahun. Sungguh ajaib! Bukannya 9 atau 900 tahun, melainkan 1900 tahun, bangsa ini tidak berbentuk suatu bangsa lagi. Selanjutnya di tahun 1948 terjadi suatu keajaiban. Pohon ara itu muai bertunas. Israel berdiri sebagai negara, di tengah penolakan keras dari negara-negara Arab. Bahkan pihak Inggris menolak untuk menolongnya. Ketika pasukan-pasukan Arab bergerak maju, Inggris menarik diri, membiarkan pasukan Israel yang kecil itu menghadapi tank-tank modern dari pasukan Arab, akan tetapi mereka berhasil bertahan. Tak seorangpun yang tahu persis apa sebabnya, yang jelas mereka berhasil bertahan dari pembantaian yang datang dari berbagai arah karena memang sudah menjadi kehendak Allah bahwa Israel akan berdiri. Ini adalah suatu hal yang ajaib.
Pada tahun 1948, bisa anda katakan bahwa ayat 32 ini telah digenapi. Negara Israel mulai berdiri. Ia bangkit kembali setelah melewati musim dingin yang sangat lama, ia hidup kembali. Tuhan berkata, "Kalau kamu mulai melihat pohon ara bertunas, kamu tahu bahwa hal-hal yang Aku sampaikan ini sudah dekat, sudah sangat dekat."

source : http://www.cahayapengharapan.org/khotbah/matius/texts/tanda-tanda_mengenai_kedatangan_kristus.htm

No comments:

Post a Comment