Tanda-tanda kedatangan Kristus
Matius 24:3-14
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Kita melanjutkan studi kita ke Matius pasal 24. Catatan di Matius lebih
lengkap dan terperinci dibandingkan degan kedua Injil sinoptik lainnya,
yakni Markus dan Lukas. Hari ini kita akan membaca bagian Matius
24:1-14.
Matius 24:1-14
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah
murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia
berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas
batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka:
"Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda
kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku
dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit
melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan
gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah
permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan
dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak
orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling
membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang
akan menjadi dingin.
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan
Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian
bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
Tuhan Yesus menubuatkan 3 hal akan terjadi sebelum datangnya
peristiwa-peristiwa di pasal 24
Kali ini kita berhadapan dengan pokok yang penting dan menentukan.
Sebagaimana halnya nubuat tentang kedatangan Tuhan yang pertama sudah
tergenapi, demikian pula nubuat tentang kedatangannya kembali yang kedua
kali pasti akan digenapi. Hari kedatangan itu sudah semakin dekat, dan
sangatlah penting bagi kita agar tidak disesatkan dan agar bisa memahami
dengan jelas apa tanda-tanda kedatangannya yang kedua.
Di Matius 23:39 dikatakan, "Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang
kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia
yang datang dalam nama Tuhan!" Ayat ini memberikan kerangka umum
tentang eskatologi - yaitu pengajaran tentang akhir zaman. Dalam bahasa
Yunani, 'eskatos' berarti terakhir, dan 'ology' berarti
pengetahuan atau doktrin atau ilmu pengetahuan mengenai sesuatu hal.
Jadi, eskatologi adalah doktrin tentang peristiwa-peristiwa hari akhir.
1. Tuhan akan datang kembali
Hal pertama yang bisa kita lihat di sini adalah bahwa mereka akan
melihatnya lagi.
2. Orang-orang Yahudi akan berubah dan tidak lagi menolak Yesus
Hal kedua yang ditunjukkan oleh ayat ini adalah pada suatu titik
tertentu sebelum kedatangannya kembali, orang-orang Yahudi akan
mengalami perubahan di dalam hati mereka yang membuat mereka menerima
dia. Kedua pokok ini bisa langsung disimpulkan dari ayat tersebut. Ayat
ini berkata bahwa mereka akan melihat Yesus lagi pada saat hati mereka
yang selalu menolak keras itu mengalami perubahan. Selanjutnya mereka
akan mengatakan, "Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."
Kalimat itu bermakna, "Aku menyambut Engkau di dalam nama Tuhan."
3. Perubahan dramatis akan terjadi di dalam hati orang Yahudi karena:
Pokok yang ketiga yang akan membawa kita masuk ke dalam Matius 24,
adalah hal yang menjadi penyebab berubahnya hati orang Yahudi. Tentunya
ada sesuatu hal yang menyebabkan perubahan secara dramatis di dalam hati
mereka pada hari-hari menjelang kedatangan Tuhan. Dan jawabannya
terdapat di Matius pasal 24, yang akan saya uraikan nanti dan untuk
sekarang cukup saya rangkum sebagai berikut:
(a) "Pembinasa keji (the abomination of desolation)' akan berdiri
atau ditegakkan di Yerusalem
Alasan pertama yang menyebabkan terjadinya perubahan hati yang dramatis
di kalangan umat Yahudi pada akhir zaman disebutkan dalam ayat 15, yakni
tentang pembinasa keji. Makna dari pembinasa keji akan
saya bahas nanti. Tapi justru karena pembinasa keji ini ditegakkan atau
berdiri di Yerusalem maka terjadilah krisis di Israel. Hal ini memang
pernah terjadi, yaitu ketika Antiochus Epiphanes melakukannya di tahun
187 SM. Saat dia menegakkan pembinasa keji, terjadilah krisis di
Israel yang memicu pada perubahan di Israel. Sejak saat itu, Israel
berubah total. Sebagaimana yang anda ketahui, peristiwa ini juga memicu
pemberontakan Makabe, atau revolusi Makabe.
(b) Tanda-tanda tentang Anak Manusia muncul di langit
Alasan kedua kita temukan di ayat 30. Pada waktu itu akan tampak
tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap.
Tanda Anak manusia akan menimbulkan rasa kesedihan yang sangat mendalam
di dalam hati manusia. Apa yang disebut sebagai tanda Anak Manusia itu
akan kita bahas nanti.
Untuk sekarang ini, sudah cukup memadai kalau kita buat 3 kesimpulan
dari ayat ini. Pertama, mereka akan melihat Tuhan lagi. Kedua, akan
terjadi perubahan di dalam hati umat Yahudi yang telah menolak Tuhan
sampai dengan sekarang ini, dan sebagai suatu bangsa mereka memang masih
menolak sampai sekarang. Memang ada umat Kristen Yahudi, namun sebagai
suatu bangsa, mereka tetap menolak Tuhan. Nanti akan terjadi perubahan
hati di satu titik menjelang kedatangannya, atau tidak lama sebelum
kedatangannya. Dan ketiga, alasan dari perubahan hati adalah karena
terjadinya dua hal yang luar biasa: pertama, berdirinya atau
ditegakkannya pembinasa keji di Yerusalem, dan yang kedua, adanya
tanda Anak Manusia di langit.
Apakah tanda-tanda menjelang kehancuran Bait Allah dan berakhirnya zaman
ini?
Setelah memahami kerangka umum ini, mari kita masuk ke dalam Matius 24.
Di sini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus sedang meninggalkan bangunan
Bait Allah, dan para murid mengagumi kemegahan bangunan tersebut.
Sekarang ini, seringkali, anda juga mungkin akan terpesona jika masuk ke
dalam katedral-katedral besar. Atap yang menjulang tinggi, jendela kaca
berhias, dan pilar-pilar marmer membuat anda kagum dan terpukau,
bangunan yang sangat megah. Tentu saja, pada saat itu anda lebih
terpukau pada hasil buatan manusia ketimbang hadirat Allah, akan tetapi,
kadang-kadang sebagian orang tidak bisa membedakan keduanya.
Demikianlah, Bait Allah saat itu memang menimbulkan kekaguman. Hiasan
emas, marmer dan batu-batu besar. Semua itu membangkitkan kekaguman yang
sangat besar. Tapi kemudian, Tuhan mengejutkan mereka saat dia berkata,
"Kamu lihat semua batu-batu itu? Kamu lihat keindahan bangunan yang
membutuhkan waktu setengah abad untuk membangunnya? Aku beritahukan
kepada kalian. Tak ada satu batu pun dari bangunan itu yang akan
dibiarkan bertumpuk. Sedemikian kerasnya penghakiman Allah terhadap
Yerusalem nanti."
Kita sudah tahu apa penyebab turunnya penghakiman ini, yakni adanya
suatu takaran kejahatan di mana Allah tidak bisa lagi menolerirnya.
Entah terhadap dosa individu, bangsa atau pun segenap umat manusia, jika
anda mencoba melangkah melewati batas kejahatan yang telah Allah patok,
maka anda akan masuk ke dalam penghakiman yang keras dari Allah.
Yerusalem dihancurkan, dan peristiwa itu terjadi hanya dalam 40 tahun
setelah Tuhan Yesus menyampaikan hal tersebut, dan hasilnya persis
sebagaimana yang telah diucapkan. Hal itu memang benar-benar terjadi.
Bait Allah benar-benar diratakan dengan tanah, dan jika anda berada di
sana pada saat itu dan mendengarkan nubuatan tersebut, tampaknya sangat
sulit untuk digenapi. Burung-burung bernyanyi, matahari bersinar cerah.
Bait Allah berdiri dengan segala kemegahannya. Ada perdamaian yang
berhasil ditegakkan oleh Roma, 'Pax Romana', perdamaian Roma - yang
ditopang oleh angkatan perangnya yang sangat perkasa - yang sedang
memerintah dunia pada saat itu. Bagaimana mungkin akan ada perang? Siapa
yang akan melakukan hal itu? Empat puluh tahun kemudian, firman Tuhan
Yesus digenapi, dan oleh karenanya kita harus sungguh-sungguh menyimak
firman dari Tuhan. Di dalam Matius 23:35, Tuhan Yesus berkata, "Langit
dan bumi akan berlalu namun firmanKu kekal." Bodoh sekali jika ada orang
yang meremehkan firman dari Tuhan.
Selanjutnya, di Matius 24:3, para murid bertanya kepadanya. Setelah
mengetahui bahwa nanti akan ada suatu akhir - penghancuran Bait Allah
dan datangnya akhir bagi zaman ini, lalu apakah tanda-tanda yang
mendahuluinya? Apakah tanda-tanda yang terjadi menjelang hari akhir ini?
Mari kita baca lagi pertanyaan para murid itu di dalam ayat 3: Ketika
Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya
untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah
kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu
dan tanda kesudahan dunia?"
Ada tiga hal penting yang bisa kita simpulkan dari pertanyaan ini:
1. Peristiwa-peristiwa penting akan terjadi di Yerusalem pada hari-hari
akhir
Pokok yang pertama adalah bahwa peristiwa-peristiwa penting akan terjadi
di Yerusalem pada akhir zaman. Saya pernah menyebutkan bahwa Yerusalem
itu ibarat semacam termometer rohani. Sebuah rumah bisa saja berukuran
besar namun termometer kecil itu memperlihatkan seberapa temperatur di
rumah tersebut. Israel memang sangat kecil akan tetapi ia berfungsi
sebagai termometer bagi peristiwa-peristiwa yang merupakan rencana Allah
bagi dunia ini. Dengan mengamati hal-hal yang terjadi di Israel,
mengamati barometer atau termometer itu naik dan turun, maka kita bisa
mendapatkan gambaran tentang apa yang sedang terjadi menurut rencana
Allah bagi dunia ini. Ini bukan karena Israel atau Yerusalem lebih
penting daripada tempat lainnya di dunia ini, melainkan karena ia
memiliki peran khusus untuk dijalankan. Sama seperti termometer yang
mungkin sangat murah harganya di toko-toko, namun menjadi sangat penting
jika anda ingin mengetahui suhu di dalam rumah. Dan sebagian termometer
memiliki peran yang sangat penting karena ia mengatur dan terkait dengan
peralatan lainnya di dalam rumah.
Jadi, pokok pertama yang bisa disimpulkan dari pertanyaan mengenai
hal-hal yang akan terjadi dengan Bait Allah adalah bahwa masalah
stabilitas akan ditentukan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
Yerusalem pada hari-hari akhir. Dengan mengamati termometer tersebut,
kita mendapatkan gambaran yang bagus tentang seberapa dekat kita dengan
hari akhir itu.
2. Kedatangan kembali Tuhan Yesus akan menutup zaman ini
Hal kedua yang bisa kita simpulkan dari pertanyaan ini adalah bahwa
kedatangan kembali Kristus akan menutup zaman ini. Perhatikan dua hal
yang terkait di sini, "Apakah tanda kedatanganmu dan akhir dari zaman
itu?" Kedua hal itu membentuk suatu gabungan peristiwa - kedatangan
Tuhan dan berakhirnya suatu zaman, kedatangan Tuhan akan menutup zaman
ini.
Saya ulangi lagi bahwa kita tidak sedang membahas tentang akhir dunia.
Dunia masih akan terus berlangsung, yang akan diakhiri hanyalah periode
zaman ini. Ada sebagian orang yang tidak paham akan hal ini yang
berkeliling membawa spanduk bertuliskan, "Bertobatlah, karena dunia ini
akan berakhir!" Berakhirnya dunia ini masih lama sekali. Saat kedatangan
kembali Tuhan masih belum merupakan akhir dari dunia ini. Dunia masih
akan berlanjut, langit dan bumi ini masih akan tetap ada, yang akan
berakhir adalah suatu zaman. Zaman adalah periode waktu dalam sejarah
umat manusia yang suatu saat bisa berakhir. Sebagai contoh, zaman
Perjanjian Lama berakhir dengan kedatangan Kristus yang pertama. Dia
mengakhiri zaman tersebut. Air bah juga menutup zaman kehidupan manusia
sebelumnya, jadi masa sejarah sekitar 2000 tahun pertama diakhiri dengan
datangnya air bah, dan setelah itu lahirlah zaman yang baru. Zaman yang
sesudah itu juga berlangsung sekitar 2000 tahun dan berakhir dengan
kedatangan Kristus yang pertama kali, zaman Perjanjian Lama sudah
berakhir. Sesudah kedatangan Kristus yang pertama kali, lahirlah zaman
Perjanjian Baru, zaman di mana kita hidup sekarang ini, dan zaman ini
akan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Selanjutnya,
kita nanti akan masuk ke dalam masa kerajaan seribu tahun, dan baru pada
akhir dari seribu tahun itulah langit dan bumi akan berakhir.
Demikianlah, ada hal-hal mendasar yang disalah-pahami oleh banyak orang.
Kedatangan kembali Kristus akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru] ini.
Dan selanjutnya akan lahir zaman baru, zaman baru di mana Kristus akan
memerintah atas bumi ini, bukannya pemerintahan PBB, melainkan
pemerintahan Kristus dan orang-orang kudusnya. Jadi inilah pokok yang
kedua, bahwa kedatangannya akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru] ini.
3. Akan ada tanda-tanda yang mengacu pada kedatangannya nanti
Hal ketiga yang terlihat adalah bahwa akan ada tanda-tanda yang mengacu
pada kedatangannya nanti. Akan ada tanda-tanda. Pertanyaannya adalah,
"Apakah tanda-tanda bagi kedatanganmu?" Para murid Kristus tahu bahwa
kedatangannya bukan tanpa peringatan. Tanda-tanda itu akan memberi kita
peringatan. Tanda-tanda itu akan memberi kita peringatan bahwa
kedatangannya sudah dekat, dan semakin dekat saja. Oleh karena itu
mereka segera membicarakan dan menanyakan tentang tanda-tanda
kedatangannya.
Pokok tentang tanda-tanda ini sangatlah penting karena ketidak-tahuan
akan perkara-perkara akhir zaman membuat gereja benar-benar tidak siap
untuk kedatangannya. Gereja-gereja tidak paham akan hal yang seringkali
diajarkan oleh Tuhan akan hal ini. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa
semua orang tidak tahu, melainkan bahwa rata-rata orang Kristen tidak
tahu akan hal ini.
"Kristus bisa datang kapan saja?"
Sebagai contoh, ada satu pandangan di dalam gereja-gereja yang tidak
jarang bahkan dikhotbahkan dari atas mimbar, bahwa Kristus bisa datang
kapan saja. Kedengarannya Alkitabiah, namun sesungguhnya tidak, maafkan
saya jika saya menyatakannya seperti ini. Jika Yesus bisa datang setiap
saat, tentunya tidak akan ada tanda-tanda yang perlu diamati. Tidak ada
gunanya bertanya, "Apakah tanda bagi kedatanganmu?" Jika Yesus bisa
datang setiap saat maka tidak ada tanda yang perlu diamati. Pertanyaan
tentang tanda akan menjadi tidak bermakna. Tuhan bisa saja berkata,
"Jangan ajukan pertanyaan bodoh semacam itu. Tidak tahukah kamu bahwa
aku bisa datang setiap saat? Oleh karenanya kamu tidak perlu mencari
tahu tanda-tandanya. Urusan tanda tidak relevan. Kamu tidak perlu tahu
tanda apapun."
Tidak ada bagian Kitab suci yang menyebutkan bahwa Kristus bisa saja
datang setiap saat. Akan tetapi, jika anda amati buku lagu pujian, anda
akan heran melihat pengaruh dari pandangan ini, pandangan bahwa
kedatangan Tuhan bisa terjadi setiap saat. Saya sendiri dibesarkan dalam
tradisi seperti ini, bahwa Kristus bisa saja datang setiap saat, sampai
saya mulai meneliti isi Kitab Suci dan mendapati fakta bahwa kesalahan
yang sama telah dilakukan oleh jemaat di Tesalonika.
Mari sejenak kita beralih ke 2 Tesalonika 2. Jemaat di Tesalonika
memiliki pandangan seperti ini juga, yakni bahwa Kristus bisa datang
setiap saat, oleh karenanya tidak perlu menjalankan apa-apa pekerjaan.
Mungkin lebih baik kita jual saja semua harta kita, meninggalkan
pekerjaan kita dan duduk menunggu kedatangan Tuhan karena dia bisa saja
datang esok hari. Itulah hal yang dilakukan oleh jemaat di Tesalonika.
Inilah sebabnya mengapa Paulus menulis surat kepada jemaat di
Tesalonika, untuk menyuruh mereka kembali bekerja dan berhenti
bermalas-malasan. "Jangan jadikan kedatangan Tuhan sebagai alasan untuk
bermalas-malasan. Kembali bekerja!" Itulah hal yang dia sampaikan di
dalam 2 Tesalonika 3:10, Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia
makan. Dari ayat inilah peribahasa yang terkenal itu berasal. Memang
enak mendapatkan liburan yang diperpanjang dengan alasan bahwa Tuhan
bisa saja datang besok! Sejujurnya, saya sendiri tertarik dengan ide
tersebut, sayangnya ide ini tidak alkitabiah!
Apa yang dikatakan oleh Paulus di dalam 2 Tesalonika 2:1-3? Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia
kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung
dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat
yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah
kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga
(perhatikan kalimat tersebut)! Sebab sebelum Hari itu haruslah
datang dahulu murtad (kata ini di dalam bahasa Yunaninya adalah
'apostasia') dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang
harus binasa.
Hari itu tidak akan tiba sebelum semua yang disebutkan itu terjadi.
Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika, "Kembali bekerja! Apakah
kamu sudah melihat Anti Kristus datang? Apakah kamu sudah melihat
kedurhakaan yang meluas? Belum, jadi kembalilah bekerja!" Jadi anda bisa
lihat bahwa di sana ada tanda-tandanya dan hal yang disebutkan oleh
Paulus ini sama persis dengan apa yang dinubuatkan di dalam Matius 24
ini.
Hari itu belum akan tiba sebelum semuanya terjadi. Tuhan Yesus memakai
ungkapan yang hampir sama di dalam Matius 24:6 - "Kamu akan mendengar
deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah
jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum
kesudahannya," kesudahannya masih belum tiba karena masih ada
hal-hal lain yang harus berlangsung.
Itulah ketiga pokok yang terdapat di dalam pertanyaan para murid ini.
Pertama, hal-hal penting akan berlangsung di Yerusalem menjelang akhir
zaman. Kedua, kedatangan Tuhan akan mengakhiri zaman [Perjanjian Baru]
ini. Dan ketiga, akan ada tanda-tanda yang menunjuk pada saat kedatangan
Tuhan. Ketiga pokok itu sangatlah penting.
Apakah tanda-tanda yang menunjuk kepada kedatangan Tuhan?
Apakah tanda-tandanya? Tanda-tanda yang diberikan di dalam Matius 24
terdiri dari dua jenis. Bagian yang pertama menguraikan tentang
tanda-tanda umum, terdapat di dalam ayat 6-14. Tanda umum berarti
tanda-tanda yang sifatnya umum, yang menunjukkan kecenderungan umum
hal-hal yang ada. Selanjutnya, mulai ayat 15 dan seterusnya, kita
menemukan tanda-tanda khusus. Tanda khusus berarti peristiwa-peristiwa
khusus yang akan terjadi.
Tanda-tanda ini diberikan agar kit bisa bertahan dan tidak tertipu
Mari kita masuk ke ayat 4, disana tertulis: Jawab Yesus kepada
mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!"
Apakah tujuan dari mempelajari ajaran Tuhan mengenai perkara akhir
zaman? Apakah supaya kita bisa mengisi benak kita dengan pengetahuan
tentang teologi dan eskatologi? Agar kita bisa merasa superior
dibandingkan orang lain karena kita mengetahui tanda-tandanya sedangkan
orang-orang yang bebal itu tidak tahu apa-apa mengenai tanda-tandanya?
Bukan sama sekali. Tanda-tanda tersebut diberikan agar kita bisa
bertahan. Inilah tujuannya. Keselamatan rohani kita itulah yang sedang
dipikirkan oleh Tuhan. Karena jika kita tidak tahu tanda-tanda tersebut,
maka kita akan ditipu.
Itulah sebabnya mengapa Yesus segera menjawab pertanyaan para murid itu
dengan ucapan, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan
kamu!" Firman tersebut secara harfiah berarti, "Waspadalah supaya
jangan ada orang yang membawa kamu pada kesesatan, supaya jangan ada
orang yang menipumu."
Menjelang akhir zaman, kekacauan dan ketidak-pastian akan semakin
menjadi-jadi di dunia ini
Tuhan sangat peduli agar kita tidak disesatkan. Mengapa? Karena jika
anda telusuri terus pasal ini, maka kita akan melihat bahwa para
penyesat akan berdatangan silih berganti di akhir zaman ini. Mengapa
para penyesat itu muncul? Para penyesat itu ibarat ikan hiu. Mereka
memangsa umat. Mereka menipu dengan memanfaatkan kelemahan, kebutuhan
dan kebingungan umat. Karena dengan semakin dekatnya akhir zaman ini,
akan terjadi peningkatan tekanan emosi, peningkatan kerusuhan dan
kekacauan di dunia ini yang menimbulkan kebingungan dan ketidak-pastian.
Anda bisa melihat betapa ketidak-pastian itu bisa membuat bursa saham
bergejolak. Apapun yang terjadi di Timur Tengah membuat harga saham
bergerak liar, nilai dolar menjadi tidak pasti, dan segala sesuatu bisa
terjadi secara mendadak. Saat pihak Arab berkata, "Kami akan menaikkan
harga minyak," segera saja inflasi meroket dan tak seorangpun yang bisa
memperkirakan apa yang akan terjadi dengan uang tabungan mereka. Pihak
bank tidak sanggup mengimbangi gejolak inflasi, dan anda mulai kuatir,
"Bagaimana dengan nasib tabunganku? Kalau aku pensiun nanti, aku tidak
punya apa-apa." Mungkin anda berpikir, "Aku akan menaruh uangku di bursa
saham," dan kemudian bursa saham mengalami krisis dan akhirnya anda
tidak punya apa-apa juga. Ini semua menciptakan kebingungan dan
ketidak-pastian. Orang bertanya-tanya, "Ada apa dengan dunia ini?" Dan
jika ketidak-pastian merajalela, maka tampillah para penyesat.
Ada yang berkata, "Nah, aku tahu jawabannya. Ikut aku saja." Lalu anda
mengamati orang itu, tampaknya dia orang baik-baik, terlihat cukup
berpendidikan, memakai sepasang kaca mata yang bagus, dan dia berkata,
"Mari, akan kutunjukkan kepadamu. Aku tahu jawabannya."
Di bidang rohani, muncul juga ketidak-pastian, kebingungan dan nabi-nabi
palsu
Banyak hal yang akan terjadi juga di bidang rohani. Di bidang kerohanian
juga ada ketidak-pastian, kebingungan, dan bersamaan dengan itu muncul
pula para nabi palsu yang berkata, "Dengarkan aku. Aku telah
menghabiskan banyak waktu di dalam hadirat Allah. Aku tahu isi
pikiranNya, hal yang tidak diketahui oleh orang lain. Ikut aku saja. Aku
tahu jalannya." Lalu dia pergi ke padang gurun, dan anda mengikuti dia
ke padang gurun, dan semua binasa di sana. Seperti itulah kejadiannya
karena para penyesat meraih keuntungan dari keadaan yang tidak stabil.
Mereka meraih keuntungan dari orang-orang yang goyah, yang lemah, kalut,
dan mudah ditipu. Orang-orang semacam itulah yang diincar oleh para
penyesat seperti ikan hiu yang sedang mencari mangsa.
Itulah hal yang menjadi keprihatinan, yakni, seiring dengan semakin
dekatnya akhir zaman, situasi akan menimbulkan tekanan berat para orang
banyak, dan kebanyakan umat manusia menjadi seperti domba tanpa gembala,
hal yang juga diucapkan sendiri oleh Tuhan. Dan ketika ada gembala yang
tampil, orang lalu berpikir, "orang ini cukup berkarisma. Kurasa, aku
akan mengikuti orang ini saja."
Tuhan telah memperingatkan kita untuk berjaga-jaga terhadap para nabi
dan guru-guru palsu yang ingin menyesatkan kita. Tuhan telah
menyampaikan hal itu.
Bertahan sampai pada kesudahannya untuk bisa selamat
Ketika penganiayaan datang, anda bertanya-tanya, "Hei, ada apa ini?"
Padahal Tuhan sudah memperingatkan bahwa hal ini akan terjadi. Jadi
itulah dua alasan penting mengapa Tuhan memberitahu kita tentang
tanda-tanda ini, pertama agar kita tidak disesatkan, kedua agar kita
bisa bertahan.
Hal ini ditunjukkan di dalam Matius 24:13, "Tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." Bukan mereka yang
pada awalnya diselamatkan yang akan selamat, melainkan mereka yang
bertahan sampai pada kesudahannyalah yang akan selamat. Itulah
pengajaran Tuhan. Jadi perhatikan, waspadai para penyesat yang berkata
bahwa sekali selamat tetap selamat, tidak peduli apakah anda akan
bertahan atau tidak. Ini bukanlah ajaran dari Tuhan. Akan tetapi banyak
orang yang terbuai oleh para nabi palsu ini dan ajaran sesat ini. Hanya
mereka yang bertahan sampai pada akhirnya, dan itu juga alasan mengapa
kita sekarang ini membahas tentang hari akhir. Anda harus bertahan
sampai pada kesudahannya, setelah itu barulah anda diselamatkan.
Dikatakan di Matius 10:22: "Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat."
Tanda-tanda umum
Mari kita mulai mengamati tanda-tandanya. Pada pesan ini kita akan
mendalami tentang tanda-tanda umumnya, dan pada kesempatan berikutnya
nanti, jika Tuhan berkenan, kita akan meneliti tanda-tanda khususnya.
Apakah tanda-tanda umumnya?
1. Akan ada banyak penyesat yang mengaku sebagai 'Kristus'
Tanda umum yang pertama ada di ayat 5, yakni tentang akan munculnya
banyak orang yang mengaku sebagai Juruselamat di zaman yang menyesakkan
ini.
Bar Kochba, orang yang mengaku sebagai Mesias di tahun 125
Saat saya membaca ayat tersebut, saya teringat akan hal yang pernah
terjadi 1900 tahun yang lalu, tidak berapa lama setelah Tuhan Yesus
menyampaikan peringatan tersebut. Pada masa itu, ada seseorang yang
bernama Bar Kochba yang mengaku sebagai Kristus. Dia berkata, "Akulah
Kristus," dan tahukah anda apa yang terjadi selanjutnya? Orang-orang
Yahudi melakukan hal yang persis seperti yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus. Di Yohanes 8:42, 49, dia berkata, "Kalau ada orang yang datang
dalam namanya sendiri, janganlah mempercayai dia, karena Aku datang
tidak di dalam namaKu sendiri, melainkan di dalam nama BapaKu, tetapi
kamu tidak percaya kepadaKu. Namun terhadap orang yang datang di dalam
namanya sendiri, kamu malah menyambutnya."
Memang hal itu yang mereka perbuat. Bar Kochba tampil dan berkata,
"Akulah Mesias. Akulah Juruselamatmu. Ikutlah aku." Lalu bangsa Yahudi
mengikuti dia, bahkan salah seorang rabi besar pada zaman itu - yang
seharusnya lebih memahami persoalan - memberikan dukungannya kepada Bar
Kochba, dan mengakibatkan bangsa ini mengalami kehancuran. Hal ini
terjadi di tahun 135, tahun ketika Bar Kochba - orang yang mengaku
sebagai mesias itu - mengibarkan bendera pemberontakan terhadap Roma.
Anda mungkin pernah dengar tentang sebuah tempat yang bernama Masada.
Peristiwa di Masada adalah bagian dari pemberontakan yang dipimpin oleh
Bar Kochba. Benteng Masada adalah kubu pertahanan terakhir para
pembontak di bawah pimpinan Bar Kochba. Setelah dikepung, akhirnya
ratusan pemberontak melakukan bunuh diri massal. Bar Kochba mengaku
sebagai mesias. Akibatnya, bala tentara Roma datang menyerbu ke Israel
dan ke Yerusalem, dan akhirnya bangsa Israel dihancurkan. Israel tidak
lagi menjadi suatu bangsa. Jauh sebelum pemberontakan itu terjadi,
mereka sendiri sebenarnya sudah tidak memiliki kerajaan, akan tetapi
mereka masih bertahan sebagai suatu bangsa [jajahan]. Mereka masih
berdiam di sana. Namun setelah tahun 135, keberadaan mereka sebagai
suatu bangsa dihapuskan sampai tahun-tahun belakangan ini.
Selepas masa itu, dari waktu ke waktu, muncul berbagai orang yang
mengaku sebagai mesias. Malahan, dalam 40 tahun belakangan ini, anda
mungkin akan terkejut jika menghitung ada berapa jumlah orang di Amerika
saja yang mengaku sebagai mesias, beberapa dari mereka bahkan mengaku
sebagai inkarnasi Allah. Anda akan menjumpai hal ini semakin sering
terjadi. Sebagian dari mereka tampil tidak meyakinkan. Penampilan mereka
sangat meragukan. Namun saat kita semakin dekat dengan hari akhir,
penampilan para penyesat ini akan menjadi semakin meyakinkan. Dan ketika
Anti Kristus yang terakhir tampil, maka dia akan menjadi pribadi yang
sangat sangat meyakinkan dan mengesankan. Dia bahkan akan menyesatkan
mereka yang terpilih, jika mungkin.
2. Meningkatnya intensitas peperangan
Tanda umum yang kedua dapat dibaca di ayat 6-7a. Mari kita baca dari
ayat 6 sampai dengan bagian pertama dari ayat 7. "Kamu akan mendengar
deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah
jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum
kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan
melawan kerajaan." Tanda umum yang kedua adalah meningkatnya
peperangan. Perang sendiri sudah ada sejak awal sejarah umat manusia.
Jika anda tempatkan dua orang di satu tempat, maka anda akan melihat
mereka berkelahi. Jika anda tempatkan dua bangsa berdampingan, maka anda
akan melihat peperangan. Manusia memang seperti itu. Akan tetapi bukan
makna tersebut yang sedang dibahas oleh ayat ini. Yang sedang
dimaksudkan adalah bahwa situasinya akan terus semakin memanas, menjadi
semakin parah saja. Perang dan kabar tentang perang akan semakin
meningkat seiring dengan semakin dekatnya hari akhir itu.
Pada perang dunia kedua, diperkirakan sekitar 55 juta orang mati sebagai
akibat langsung dari peperangan ini. Berapa banyak yang mati sebagai
akibat tidak langsung dari peperangan ini? Tak ada yang tahu, namun dari
dampak langsungnya saja, diperkirakan sekitar 55 juta orang yang mati di
Perang Dunia II. Di dalam sejarah masa lalu, jumlah orang yang mati
akibat perang tidak pernah sebanyak dari Perang Dunia II. Di dalam
Perang Dunia I, ketika jumlah orang yang mati hanya beberapa juta orang
saja, hal tersebut sudah dipandang sangat mengerikan. Akan tetapi Perang
Dunia II membuat jumlah korban dari perang sebelumnya terlihat sangat
kecil.
Dan semua orang tahu bahwa jika terjadi Perang Dunia III, maka jumlah 55
juta orang itu tidak akan dipandang besar. Satu bom atom saja sudah
mampu menyapu sebuah kota besar seperti New York yang berpenduduk
puluhan juta orang dalam sekejap. Peperangan yang akan terjadi nanti
akan menjadi semakin besar, semakin berbahaya; intensitas perang akan
terus meningkat.
Tuhan Yesus berkata, "Kamu akan mendengar kabar tentang perang dan
perang itu sendiri akan menjadi semakin besar dan parah serta lebih
mengerikan seiring dengan berjalannya waktu." Inilah hal yang
dimaksudkan oleh tanda yang kedua itu.
Pada awal abad ini, saat ilmu pengetahuan masih dalam tahap awal
perkembangannya, orang-orang pada masa itu berpikiran bahwa segala
sesuatunya akan menjadi semakin membaik karena keajaiban yang kita sebut
sebagai 'ilmu pengetahuan' ini; ilmu pengetahuan akan menciptakan surga
di bumi. Pandangan tersebut jelas tertuang dalam sebuah buku yang
ditulis oleh seorang penulis yang juga seorang filsuf pada zaman itu -
sebuah pandangan yang sangat optimistik. Nanti akan terbentuk suatu
Brave New World, sebuah judul yang sangat terkenal, bukankah
demikian? Akan tercipta surga yang baru di bumi yang diciptakan oleh
ilmu pengetahuan, suatu keajaiban yang baru. Jadi, pandangan yang
berkembang pada saat itu adalah bahwa Tuhan Yesus keliru. Segala
sesuatunya tidak akan menjadi semakin buruk, melainkan menjadi semakin
baik karena kita punya 'ilmu pengetahuan'!
Tinggal sedikit sekali orang yang masih berpandangan seperti itu
sekarang ini. Orang-orang optimis semacam itu sekarang ini sudah tidak
ada. Anda sudah melihat bahwa segala sesuatunya memang berkembang
menjadi semakin buruk. Setelah Perang Dunia I, orang-orang yang
berbicara tentang hal menciptakan surga di bumi dengan ilmu pengetahuan
sudah mulai lenyap. Pandangan umum mulai berubah.
Salah satu dari keajaiban ilmu pengetahuan dari Perang Dunia I adalah
pesawat terbang, yang tadinya diharapkan menjadi pembuka cakrawala baru
dalam komunikasi dan perjalanan, berubah menjadi monster yang mematikan.
Untuk pertama kalinya, pesawat terbang digunakan dalam perang. Untuk
pertama kalinya, bom dijatuhkan dari langit. Ini merupakan pengalaman
baru bagi semua orang.
Di Perang Dunia II, monster tersebut menjadi semakin besar dan kuat,
menjatuhkan berton-ton bom ke atas kota, membunuh perempuan dan rakyat
sipil yang tidak bersenjata. Pada akhir Perang Dunia II, daya ledak bom
yang dijatuhkan tidak sekadar berukuran ribuan ton, melainkan jutaan
ton, mereka memakai bom atom. Di mana keajaiban pesawat terbang itu?
Lihat apa yang terjadi! Mereka mulai menyadari bahwa manusia bisa
mengubah apa yang baik menjadi sangat jahat. Segala sesuatunya menjadi
jahat. Inilah bencana buatan umat manusia.
Manusia cerdas, tapi tanpa hikmat
Saya akan bacakan bagi anda sebuah uraian dari jendral Omar Bradley,
seorang jendral dari Amerika yang sangat memahami situasi yang ada dan
merangkum semua itu dengan sangat baik. Dia berkata, "Kita meraih
misteri atom dan menolak Khotbah di Bukit. Dunia telah mencapai
kecerdasan tanpa hikmat, kekuatan tanpa hati nurani. Dunia kita dipenuhi
oleh para raksasa nuklir dan bayi moral. Kita lebih paham tentang perang
daripada perdamaian. Lebih paham tentang hal membunuh daripada menjalani
kehidupan."
Uraian ini benar-benar merangkum apa yang telah disampaikan oleh Tuhan.
Kita lebih paham tentang cara membunuh, tentang cara menempuh jalan
lebar menuju kebinasaan daripada cara menjalani kehidupan. Kita tidak
tahu jalan sempit menuju hidup kekal.
Kita adalah raksasa-raksasa nuklir, kita bisa membuat bom berkekuatan
megaton, akan tetapi secara moral kita adalah bayi-bayi yang tidak punya
hati nurani untuk mengetahui bagaimana cara menangani bom tersebut.
Inilah persoalannya. Seperti yang disampaikan tadi, "Kita memiliki ilmu
pengetahuan tanpa hikmat, tanpa pemahaman yang utuh; memiliki kekuatan
tanpa hati nurani." Manusia secara rohani terlalu kerdil untuk bisa
menangani kecerdasannya. Manusia secara rohani terlalu kerdil sehingga
dia tidak akan bisa tetap berada dalam keseimbangan. Oleh karenanya,
kekacauan akan terus terjadi dan menjadi semakin buruk saat kita
mendekati hari akhir.
Manusia juga memahami hal itu akan tetapi dia tidak tahu bagaimana
mengatasinya. Manusia tahu bagaimana cara membuat pesawat ruang angkasa.
Dia akan berperang di luar angkasa juga. Karena itulah muncul film 'Star
Wars', sebuah film yang kita semua menyukainya. Manusia tidak hanya
ingin berperang di bumi, mereka juga mau berperang di luar angkasa,
berperang di antara bintang-bintang, mereka ingin berperang di mana pun
mereka berada. Seperti yang disampaikan oleh sang jendral, kita memiliki
kekuatan tanpa hati nurani. Kita lebih paham tentang hal membunuh
daripada menjalani hidup. Kita tidak tahu bagaimana cara menjalani
hidup, tapi kita tahu cara membunuh. Hal inilah persisnya yang sedang
disampaikan oleh Tuhan.
Itulah sebabnya mengapa kita akan tiba pada hari akhir. Manusia tidak
bisa tetap berada dalam keseimbangan. Dia bisa saja memiliki akal yang
cemerlang, namun rohaninya sangat tumpul. Dia bisa saja menciptakan
kewajiban dengan elektronika, namun rohaninya tetap saja bayi, dia hanya
bayi rohani, bayi yang tidak pernah menjadi dewasa. Dan saya menyaksikan
hal ini setiap saat. Saya yakin bahwa anda bisa melihat hal ini di
tengah masyarakat. Kita tinggal di tengah masyarakat yang sangat makmur,
sangat kaya, masyarakat yang disebut 'maju', namun sebagai manusia, kita
ternyata hanya bayi-bayi rohani.
Anda bisa menyaksikan hal ini di dalam kejadian sehari-hari. Lihat saja
di dalam perkara-perkara yang sepele. Beberapa hari yang lalu saya
sedang menyetir mobil di tempat parkir di sebuah bank, tempat parkir itu
sangat sempit dan berbentuk melingkar. Di sisi setiap barisan parkir
terdapat sebuah jalur untuk melintas, dan anda perlu melewati jalur itu
untuk mencari tempat parkir yang kosong. Saya sedang menelusuri jalur
tersebut ketika sebuah mobil mendadak muncul dari arah lain dengan
kecepatan yang cukup tinggi, pengemudinya menginjak rem dan berhenti
tepat di depan mobil saya, membuat jalan saya terhalang sehingga saya
tidak bisa maju melanjutkan pencarian tempat parkir. Lalu pengemudi
mobil itu tidak mengalihkan mobilnya. Sebenarnya, dia tidak sedang
mencari parkir. Dia hanya ingin melewati tempat itu. Masih ada dua
jalur, dia bisa memakai jalur yang manapun untuk melintas. Tetapi namun
dia tidak mau beralih dan berkeras memakai jalur tengah sehingga saya
tidak bisa menuju ke tempat parkir. Orang bisa saja memilih untuk keluar
dari mobil dan bertengkar dengan orang semacam ini, dan kadang kala,
tindakan ini bisa berujung pada perkelahian karena tidak ada yang mau
mengalah. Saya tidak mau terganggu oleh urusan semacam ini. Saya
mundurkan saja mobil saya dan membiarkan dia lewat. Dia justru terkejut
melihat saya memundurkan mobil, dan dia merasa agak malu akan hal ini.
Orang-orang tentunya tidak mengharapkan hal demikian terjadi. Mereka
berpikir bahwa mereka harus menjadi yang lebih kuat.
Orang-orang bisa saja memiliki mobil besar dan rumah mewah, akan tetapi
secara rohani mereka adalah bayi, berperilaku seperti bayi, sangat
kekanak-kanakan. Tidak ada gunanya bertengkar dengan orang yang
bermentalitas semacam itu. Biarkan saja mereka berbuat sesukanya. Anda
tentunya tidak mau direpotkan oleh urusan semacam ini. Sangat tidak
membuahkan apa-apa. Kalau anda layani, berarti anda juga bayi rohani
yang sama dengan dia. Manusia berwatak pemberontak, dan oleh karenanya
hidupnya hanya akan menjadi lebih buruk. Di sini anda menghadapi situasi
perang - ada dua bumper mobil yang sedang berhadapan - suatu keadaan
yang berimbang, siapa yang akan menyingkir? Jika tidak ada yang bersedia
mundur, akan terjadi perkelahian, terjadi perang. Inilah tanda kedua
yang ditunjukkan oleh ayat 6-7: perang akan menjadi semakin buruk.
3. Kelaparan dan gempa bumi akan semakin parah
Tanda yang ketiga terdapat di dalam bagian kedua dari ayat 7: "Akan
ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya
itu barulah permulaan (ini semua bukanlah akhirnya, baru merupakan
suatu awal) penderitaan menjelang zaman baru." Kelaparan dan
gempa bumi bukanlah hal yang baru bagi umat manusia. Dunia sudah sering
mengalami kelaparan dan gempa bumi. Namun sekali lagi, ide yang
disampaikan di sini adalah bahwa intensitas terjadinya kedua hal itu
akan semakin meningkat. Gempa bumi akan menjadi semakin sering terjadi,
semakin dahsyat dan kuat. Kelaparan akan menjadi semakin luas dan
semakin parah. Ekonomi akan ambruk jika panen rusak akibat polusi, hama,
perang ataupun penyebab lainnya. Semua hal itu akan menunjukkan gejala
peningkatan.
Agak aneh, kemarin saat kami sedang duduk di dalam rumah, tiba-tiba saja
rumah kami bergoyang, tampaknya telah terjadi suatu gempa kecil di kota
kami. Saya sekarang ini menunggu apakah berita tentang gempa itu akan
muncul nanti. Seluruh rumah bergoyang, dan istri saya sempat menjerit
kecil akibat kejadian ini. Bahkan anjing milik tetangga sempat menyalak
ribut akibat kejutan ini. Namun semua itu baru merupakan permulaannya,
baru awalnya saja. Hal-hal yang lebih besar masih akan terjadi nanti.
4. Akan terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di seluruh
dunia
Mari kita masuk ke dalam tanda keempat di dalam ayat 9, "Pada waktu
itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan
dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku." Akan terjadi penganiayaan
yang mendunia terhadap orang Kristen, orang Kristen akan "dibenci
semua bangsa". Sekarang ini kita masih belum sampai di sana. Memang
benar bahwa di sebagian belahan bumi, orang-orang Kristen telah dianiaya
namun masih belum di seluruh bagian bumi ini. Dengan demikian, tanda
yang satu ini masih belum terjadi sepenuhnya. Kita sedang bergerak ke
arah sana, namun masih belum sampai. Akan tiba masanya, dan inilah
sebabnya mengapa anda harus ingat bahwa "orang yang bertahan sampai
pada kesudahannya akan selamat".
Akan tiba masanya ketika keberadaan sebagai seorang Kristen tidak
memberikan kenyamanan seperti sekarang ini. Anda nantinya tidak akan
menikmati kemerdekaan sebagaimana yang ada sekarang ini. Jangan berpikir
bahwa kenyamanan sekarang ini akan berlangsung selamanya. Inilah hal
yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para muridnya. Dan hal ini
pasti akan terjadi.
Akan tiba masanya ketika urusan menjadi seorang Kristen ini, bagi anda
dan saya, bukan sekadar menimbulkan masalah penolakan dari keluarga,
melainkan dari seluruh dunia. "Kamu akan dibunuh dan akan dibenci
semua bangsa oleh karena nama-Ku." Sebagian dari kita yang menjadi
Kristen di negara Komunis sudah mencicipi bagaimana rasa dari penolakan
tersebut, akan tetapi hal yang lebih dari itu masih akan datang. Saya
pernah mengalami masa tiga tahun seperti itu dan saya tahu seperti apa
rasanya mengalami penganiayaan. Akan tetapi yang lebih buruk masih akan
datang. Akan tiba masanya ketika kita semua harus menghadapi
penganiayaan; penganiayaan yang sangat berat. Dan akan banyak yang tidak
teguh bertahan. Banyak yang akan jatuh.
5. Kasih akan menjadi dingin, banyak yang akan murtad dan saling
mengkhianati
Hal ini membawa kita pada tanda yang kelima di ayat 10-12. "Dan
karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan
menjadi dingin." Ini adalah pokok penting yang harus dipahami. Kasih
kebanyakan orang akan menjadi dingin dan banyak yang akan murtad. Ini
adalah pokok yang harus kita camkan.
Mari kita lihat ayat 10: "Dan banyak orang akan murtad dan mereka
akan saling menyerahkan dan saling membenci." Tidak cukupkah dengan
sekadar murtad? Tidak cukup. Akan ada sebagian orang yang, demi
menyelamatkan nyawanya sendiri, tega mengorbankan nyawa orang lain.
Mereka akan saling mengkhianati demi keselamatan pribadi. Mereka akan
saling mengkhianati dan saling membenci.
"Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang."
Kembali lagi, di tengah kebingungan ini, para nabi palsu akan menangguk
untung lagi. Bahkan di tengah-tengah penganiayaan itu, para nabi palsu
justru menjadi semakin giat. "Dan karena makin bertambahnya
kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."
Perhatikan kata "kebanyakan". Kebanyakan orang akan beranggapan bahwa
tekanan yang dihadapi sudah berlebihan. Saya harap agar anda dan saya,
dengan kasih karunia Allah, mampu bertahan.
Saya sudah menyaksikan hal yang semacam ini. Ketika kaum komunis
berkuasa dan mulai menekan, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Mereka tidak sanggup menanggung tekanan tersebut. Ada yang malah mulai
saling mengkhianati demi keselamatan pribadi. Ada lagi yang akhirnya
saling membalas. Jika mereka tidak suka dengan seseorang di dalam
gereja, karena mereka sudah saling membenci, maka inilah saat yang baik
untuk menuntaskan persoalan - dengan cara melaporkan orang tersebut
kepada penguasa. Anda bisa melakukan hal ini baik secara langsung
ataupun secara tersembunyi, keduanya sama-sama efektif.
Saya tidak tahu apakah anda dan saya siap untuk menghadapi hal ini jika
saatnya tiba nanti. Jangan terlalu cepat berkata, "Hal itu tidak akan
terjadi padaku." Justru orang-orang yang berkata, "Hal itu tidak akan
pernah terjadi padaku," adalah orang-orang yang tidak akan mampu
bertahan. Mereka tidak siap ketika saatnya tiba. Sama halnya dengan
orang yang berkata, "Rumah orang lain boleh saja terbakar akan tetapi
rumahku tidak akan terbakar." Dan ketika kebakaran itu terjadi, mereka
tidak siap. Persiapkanlah diri anda. Persiapan adalah hal yang sangat
penting. Ketahuilah cara untuk menghadapi suatu keadaan. Tanyakanlah
diri anda, "Bagaimana caraku untuk menghadapinya jika hal itu terjadi?"
6. Injil Kerajaan akan diberitakan kepada semua bangsa di dunia
Lalu tanda yang keenam, dan tanda ini sangat membangkitkan semangat. Di
dalam ayat 14, kita diberitahu, "Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Ini adalah hal yang luar biasa! Jika kasih kebanyakan orang akan menjadi
dingin, lalu siapa yang akan memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh
dunia? Sudah tentu, mereka adalah minoritas yang sanggup bertahan.
Minoritas yang telah dimurnikan dan bertahan menghadapi penganiayaan.
Merekalah yang akan memastikan bahwa Injil Kerajaan ini diberitakan.
Saya sampaikan sekali lagi tentang hal yang telah seringkali saya
ucapkan sebelumnya: kemenangan di dalam kehidupan rohani tidak
dicapai melalui kemenangan jumlah. Bukan dengan berapa banyak orang
yang anda punya melainkan seperti apa jenis orang yang anda miliki,
itulah hal yang akan menentukan. Bukan pada berapa banyak orang ataupun
misionaris yang anda utus, melainkan seperti apa jenis misionaris yang
anda utus itu. Anda bisa saja mengutus ribuan orang misionaris tanpa
memberikan hasil apa-apa. Atau anda hanya mengutus sepuluh orang manusia
Allah, dan mereka akan menjungkir-balikkan dunia. Itulah prinsip di
dalam Kitab Suci. Oleh karena itu, menetapkan kesuksesan misi-misi
penginjilan di dunia dengan memakai ukuran jumlah, sebagaimana yang
sering saya dengar dari kalangan gereja-gereja, adalah omong kosong
belaka. Di dalam tanda keenam ini, Tuhan Yesus memberitahu kita satu
pokok penting, bahwa kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin, akan
tetapi tugas memberitakan Injil ke seluruh bangsa akan diberikan kepada
minoritas yang masih setia. Mereka itulah yang akan menyelesaikan tugas
ini.
Persoalannya adalah, apakah anda termasuk di dalam yang minoritas itu? Apakah saya termasuk di dalamnya? Apakah kita ini termasuk jenis
orang yang bisa dipakai oleh Allah? Jangan pernah lupa, Tuhan Yesus
mengutus dua belas orang, dan dengan jumlah 12 orang itu, dunia ini
dijungkir-balikkan. Sekarang ini, kita punya ribuan penginjil; ribuan,
bukan hanya dua belas melainkan ribuan, akan tetapi kita tidak mencapai
hasil apa-apa. Tidak menjangkau apapun. Malahan, jika anda baca catatan
statistik di mana-mana, misi penginjilan tidak membuahkan hasil yang
diharapkan. Bahkan tingkat angka kelahiran masih mengalahkan tingkat
pertobatan. Kualitas dari orang yang diutus itulah yang menentukan. Saya
harap anda bisa mencamkan hal ini. Bukan kuantitas. Kuantitas tidak
pernah mencapai suatu prestasi apapun di dalam kehidupan rohani. Pokok
yang sama juga sedang disampaikan di sini lewat uraian bahwa kaum
minoritaslah yang akan memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Jangkaulah segenap bangsa dengan Injil untuk mempercepat kedatangannya
kembali
Perhatikan juga pokok lain yang disampaikan oleh ayat ini. "Sesudah
itu barulah tiba kesudahannya." Kesudahannya baru akan tiba setelah
Injil menjangkau segenap bangsa. Dengan begitu, ada satu cara bagi anda
untuk mempercepat kedatangan kembali Tuhan, sebagaimana yang disampaikan
oleh Petrus di dalam 2 Petrus 3:12, "Kamu yang menantikan dan
mempercepat kedatangan hari Allah." Bagaimana cara kita untuk
mempercepatnya? Selama Injil ini masih belum menjangkau semua bangsa,
maka kesudahan itu belum akan tiba, seperti itulah hal yang disampaikan
oleh Tuhan di sini. Oleh karenanya, cara untuk mempercepat kedatangannya
adalah dengan menjangkau semua bangsa. Inilah hal yang ingin kami
kerjakan. Inilah hal yang saya niatkan, dan saya percaya bahwa anda
sebagai jemaat, juga berniat serupa.
Namun sebelum itu, kita harus menjadi orang-orang yang setia untuk bisa
menjalankan tugas ini. Inilah sebabnya mengapa kami menyelenggarakan
latihan pemuridan; latihan pemuridan bagi jemaat awam, agar setiap orang
tidak sekadar memiliki pengetahuan saja, melainkan juga memiliki
kualitas, menjadi seseorang yang bisa dipakai oleh Allah. Kemanapun anda
pergi, anda bisa membangun kelompok murid yang nantinya, pada
gilirannya, mereka juga akan membangun kelompok murid lagi. Anda yang
memahami hitungan penggandaan secara geometri tentunya tahu bahwa ini
adalah jalan penyebaran Injil yang jauh lebih cepat daripada segala
macam kampanye penginjilan bentuk lainnya.
Pola pemuridan, pada titik awalnya akan terlihat sangat lambat, namun ia
akan bergerak sangat cepat begitu pergerakan itu terjadi. Memang
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun dasar yang teguh dan
kuat.
7. Saat Israel dipulihkan sebagai suatu bangsa dan negara
Mari kita masuk pada pokok yang terakhir. Saya harus melompat ke Matius
24:32 untuk pokok yang terakhir ini, dan saya tidak akan menghabiskan
banyak waktu untuk pokok ini sekarang. Anda boleh sebut tanda ini
sebagai suatu tanda yang bersifat umum dan juga sekaligus bersifat
khusus. Ayat 32 berbunyi: "Tariklah pelajaran dari perumpamaan
tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai
bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat."
Apa artinya? Jika pohon ara mulai bertunas, berarti musim panas sudah
dekat. Jika bunganya, atau bakal buahnya, mulai muncul, anda tahu bahwa
musim semi sudah dekat. Hal ini mudah untuk dipahami. Lalu apa makna
rohani dari pohon ara yang menunjukkan bahwa musim panas, atau musim
panen, itu sudah dekat?
Pohon ara itu tentu saja adalah negara Israel. Seperti yang anda
ketahui, dari Lukas 13:6-9, dan di dalam banyak bagian di dalam
Perjanjian Lama, pohon ara itu melambangkan Israel. Di sini Tuhan
berkata, "kalau kamu melihat bahwa pohon ara itu mulai menunjukkan
kehidupan lagi setelah melewati musim dingin, maka kamu tahu bahwa musim
panas rohani sudah dekat.
Kalau kamu melihat bahwa Israel, yang telah mati selama 1900 tahun,
dalam musim dingin yang sangat lama, mulai menunjukkan tanda kehidupan
lagi, maka kamu tahu bahwa apa yang aku sampaikan ini memang benar."
Anda dan saya hidup di tengah generasi yang menyaksikan bukti ini.
Sebenarnya, kita hidup di akhir zaman. Inilah mukjizat yang dinubuatkan
oleh Tuhan Yesus. Ingatlah, Israel, pohon ara yang tidak berbuah ini,
telah ditebang. Namun dari pokok yang tertinggal itu, tumbuh tunas yang
baru. Israel, berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, telah musnah
selama sekitar 1900 tahun. Sungguh ajaib! Bukannya 9 atau 900 tahun,
melainkan 1900 tahun, bangsa ini tidak berbentuk suatu bangsa lagi.
Selanjutnya di tahun 1948 terjadi suatu keajaiban. Pohon ara itu muai
bertunas. Israel berdiri sebagai negara, di tengah penolakan keras dari
negara-negara Arab. Bahkan pihak Inggris menolak untuk menolongnya.
Ketika pasukan-pasukan Arab bergerak maju, Inggris menarik diri,
membiarkan pasukan Israel yang kecil itu menghadapi tank-tank modern
dari pasukan Arab, akan tetapi mereka berhasil bertahan. Tak seorangpun
yang tahu persis apa sebabnya, yang jelas mereka berhasil bertahan dari
pembantaian yang datang dari berbagai arah karena memang sudah menjadi
kehendak Allah bahwa Israel akan berdiri. Ini adalah suatu hal yang
ajaib.
Pada tahun 1948, bisa anda katakan bahwa ayat 32 ini telah digenapi.
Negara Israel mulai berdiri. Ia bangkit kembali setelah melewati musim
dingin yang sangat lama, ia hidup kembali. Tuhan berkata, "Kalau kamu
mulai melihat pohon ara bertunas, kamu tahu bahwa hal-hal yang Aku
sampaikan ini sudah dekat, sudah sangat dekat."
No comments:
Post a Comment